Resume : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Gelombang : 19
Pertemuan ke : 9
Tanggal : 30 Juli 2021
Tema : Mengatasi Writer’s Blok
Narasumber : Ditta Widya Utami, S. Pd., Gr
Moderator : Maesaroh
Penulis : Islamiyah
“Seorang penulis
professional adalah seorang
amatir Yang tidak berhenti” – Richard Bach
Sepi rasanya malam ini sehingga
membuat saya lebih konsentrasi lagi mengikuti perkuliahan. Dengan senang hati
saya mengikuti perkuliahan yang
menginjak pertemuan ke sembilan. Meski sebenarnya perut ini agak susah diajak
kompromi bukan karena minta diisi tetapi entah kenapa kok agak melilit – lilit. Dengan minyak kayu
putih di tangan ya agak lumayan sekedar mengurangi rasa kembung.
Ibu Moderator kita membuka perkuliahan dengan menuliskan kata motivasi “singsingkan
lengan bajunya, mantapkan semangatnya, dapatkan Ilmunya”. Beliau
menuliskan bahwa materi yang akan
disampaikan malam ini bertema “Mengatasi Writer’s Blok”.
Sebagai narasumber malam ini
adalah ibu Ditta Widya Utami, S. Pd.,
Gr, yang
berasal dari kota Subang. Beliau
adalah salah satu guru IPA di SMPN 1
Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Beliau
pernah meraih Penghargaan Bupati Subang (2020), serta penghargaan Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021).
Prestasi literasinya yang membanggakan sehingga karyanya mampu menembus Penerbit Mayor.
Ibu Ditta mengawali karir
menulisnya sebagai peserta kelas menulis PGRI pada gelombang 7, beliau mampu
membuktikan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator
dan menjadi Narasumber di berbagai pelatihan. Selain Ruang Inspirasi, beliau juga
memiliki blog lain yang diperuntukkan khusus untuk konten pendidikan, yaitu
Jendela IPA, Sesekali beliau juga menulis di Kompasiana.Sudah banyak karya yang beliau terbitkan.
Narasumber mengawali pertemuan
ini dengan sebuah motivasi yaitu dengan membuat Challenge menulis. Beliau
membagikan foro wayang dan peserta kuliah diminta untuk membuat tulisan dalam
bentuk apapun. Boleh puisi, boleh juga
cerpen dalam waktu 15 menit. Sebenarnya tujuannya ya biasalah guru memberi
pertanyaan kepada muridnya yang bisa
dijadikan benang merah untuk masuk ke materi. Dalam hal ini pertanyaannya
apakah ada yang tidak ada ide? Pasti larinya ke Writer’s blok Alias kebuntuan
menulis.
Wikipedia mengartikan writer's
block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak
menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Beberapa hal yang menyebabkan
timbulnya WB adalah sulit fokus, tidak
ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres
dan frustasi untuk menulis. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun professional.
Ketika penulis disuguhkan tema
tertentu yang tidak biasanya ditulis maka biasanya penulis akan kehilangan
inspirasi. Bagaimana caranya untuk mengatasinya? Kita teguhkan komitmen, lalu
mencari bahan bacaan tambahan, maka WB yang terbentuk bisa segera kita
hancurkan. Atau bisa juga tetap mengikuti aliran tulisan kita yang penting
masih ada hubungannya dengan tema tersebut.
Topik baru atau metode baru dalam menulis pun bisa membuat
kita terserang WB. Misal jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah.
Kemudian diminta membuat puisi. Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami
kesulitan saat harus menulisnya. Karena keduanya tentu memiliki metode
penulisan yang berbeda. Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih
menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.
Kelelahan atau stress fisik juga
bisa menjadi penyebab kita terserang WB. Terlalu memaksakan diri dalam banyak
pekerjaan hingga membuat tubuh lelah bisa membuat kita burn out. Hanya sedikit
yang masih mampu menulis dalam keadaan sakit/lelah fisik. Pada kondisi ini,
istirahat sejenak tentu menjadi pilihan terbaik. ketika penat, beristirahatlah
sejenak. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal-hal yang membahagiakan. Bisa
juga dengan membaca yang ringan – ringan. Blog walking juga bisa. Yang jelas lakukan apapun yang bisa membuat
anda bahagia dulu sehingga stress bisa hilang. Refresh kembali hati dan pikiran
kita sehingga kita bisa mendapat inspirasi baru.
Terlalu perfeksionis pun bisa
menjadi penyebab kita sering terkena WB. Ada pepatah yang mengatakan
perfectionism kills creativity. Perfeksionis itu bisa mematikan kreativitas. Saat
menulis, orang yang perfeksionis mungkin akan berpikir apakah kalimatnya sudah
tepat? Apakah ada kaitan dari paragraf satu ke paragraf lainnya? Dan
sebagainya.
Bisa juga dialami oleh
seseorang yang pernah sangat populer
dengan tulisannya. Misal postingan di blog yang baca hingga ratusan bahkan
ribuan. Atau menerbitkan buku hingga
best seller. Orang pasti ingin mempertahankan prestasinya. Harus tetap banyak
yang baca atau bukunya harus tetap best
seller. Kekhawatiran seperti itu justru bisa membuat WB nempel lebih lama pada
kita. Cara mengatasinya adalah kita
harus mengingat kembali alasan awal kita menulis. Tujuan kita menulis dan masa-masa saat kita merintis menjadi seorang
penulis.
Lamanya penulis mengalami WB bisa
bervariasi, bisa terjadi dalam hitungan
menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun tergantung seberapa cepat
seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut. Agar bisa mengatasi
writer's block, langkah penting yang harus kita lakukan adalah dengan
mengetahui penyebabnya. Sehingga kita bisa lebih fokus mencari solusinya.
Untuk mengatasi munculnya WB agar tidak terlalu lama WB orang bisa
memanfaatkan golden time nya. Tiap orang
punya golden Time masing-masing. Ada yang fokus menulis sebelum tidur. Ada yang
bisa fokus menulis saat menjelang matahari terbit. Ada yang selalu mendapat
inspirasi jika menulis sambil mendengarkan lagu, ada juga yang harus sepi
hingga suara jangkrik pun terdengar.
Jika ada yang mengalami perasaan
malas untuk menulis maka itu bukanlah WB. Karena Wb itu pada umumnya tidak
disebabkan oleh komitmen/ kompetensi menulis.
Justru orang yang rajin menulis lah yang lebih banyak mengalami WB.
Lima mental seorang penulis
- Siap konsisten. Semua orang bisa menjadi penulis tetapi untuk menjadi penulis hebat harus konsisten. Dalam perjalanan pasti memenuhi berbagai tantangan tetapi mental harus kuat. Menulis bisa dilakukan dimana saja . Di fb, wa, ig blog dsb. Banyaknya plat form untuk menulis hrs bs me njaga menta, kita untum menilis. Menu,is remuse merupak ke asaan me nu,is. Hrs memikliki mental siap .
- Siap dikritik. Ketika mempublis tulisan kita harus sadar bahwa tulisan siap dikritik, jangan kaget jika teman atau siapa saja mengkritik tulisan kita. Jadi kita harus tahan banting, kritik tidak perlu dipikirkan , sakit memang di awal tapi dari kritik inilah akan menjadikan lebih baik
- Siap belajar. Sepedas apapun kritik yang diterima harus mampu bangkit , penulis hebat itu adalah pembaca yang ulung.
- . Siap ditolak. Mental yg dimiliki penulis tidak boleh menyerah. Masih bisa mencoba dengan menerbitkan di penerbit indie lebih dahulu baru menembus penerbit mayor,
- . Siap menjadi unik. Penulis harus unik Kalau kita suka salah satu penulis jangan menjadi penulis itu kedua, Tetapi kita harus punya karakter sendiri jangan ikut – ikutan agar tulisan kita punya ciri khas.
Materi malam ini sangat sesuai
terutama bagi penulis pemula yang
seringkali kehilangan ide bahkan tidak punya ide. Writer’s blok sudah menjadi
santapan setiap hari terutama buat saya sendiri. Malam ini lebih jelas lagi apa
itu writer’s blok dan bagaimana cara mengatasinya. Trimakasih bu Ditta dan Bu
Mae.