Resume ke : 8
Gelombang : 19
Tema : Buku Mahkota Penulis, Buku
Muara Tulisan
Narasumber : Bpk. Tamrin Dahlan, S,. KM, M. Si.
Moderator : Mr. Bams
Penulis : Islamiyah
Imam
Syafi’i
“Jika
seseorang ingin melihat dunia, maka membacalah.
Tapi jika ingin dikenal maka menulislah”
Malam ini menginjak
pertemuan ke delapan pelatihan menulis bersama Om Jay. Menulis tidak hanya
sekedar menulis. Itulah sebenarnya yang diharapkan sebagai hasil akhir dari
pelatihan menulis. Tetapi bagaimana tulisan itu bisa enak dibaca.
Penyampaiannya runut sehingga mudah untuk dipahami. Tentu saja setelah dibuat
tulisan tidak hanya dibiarkan berserakan di blog tetapi harus dikumpulkan dalam
bentuk sebuah buku.
Kalau tulisan sudah
menjadi sebuah buku, Bagaimana caranya untuk menerbitkannya? Apalagi sebagai
penulis pemula seperti saya ini. Mengenal penerbit adalah pengetahuan yang
sangatlah bermanfaat. Bersyukur saya bisa masuk ke dalam komunitas menulis ini
yang setiap narasumber selalu memberikan materi yang luar biasa hebat.
Disamping materinya tak kalah pentingnya juga pengalaman dan prestasi dari
narasumber dalam bidang kepenulisan sungguh patut diacungkan jempol.
Sebagai narasumber pada
pertemuan ke delapan ini adalah Bapak Tamrin Dahlan, S,. KM, M. Si. Dan Mr.
Bams bertindak sebagai moderator.
Pertemuan kali ini berbeda dengan pertemuan – pertemuan sebelumnya dimana
materi sudah dishare terlebih dahulu sebelum mulai pelatihan. Narasumber berharap agar bisa lebih banyak
diskusi.
Tepat pukul 19 lewat 4
menit Mr. Bams membuka pelatihan dengan menyapa para peserta pelatihan dengan
hangatnya. Dengan disuruhnya kita tersenyum dulu ya memang saya langsung
tersenyum agar saya tidak mengantuk. Jujur malam ini memang mata saya sulit
untuk membuka karena sejak siang memang
rasanya mau tidur saja. Tapi saya harus
tetap kuat buka mata.
Membaca CV yang dishare
oleh moderator ternyata Narasumber kita pada malam ini adalah seorang
purnawirawan polisi yang telah berhasil menerbitkan 40 buku. sudah menulis
hampir 3.000 artikel selama 11 tahun berkerja di medsos. Bahkan beliau
berkecimpung dalam dunia penerbitan buku. Beliau adalah pemilik penerbit
buku yaitu Penerbit Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan yang
disingkat denga YPTD. Beliau yang jebolan S1 FKM UI serta
S2 Pasca Sarjana UI juga berprofesi sebagai Dosen di D3 Akper Polri dan D3 Akper
Palembang. Motto menulis beliau 3 Pena : Penasehat, Penakawan dan Penasaran.
Bagi yang tidak tahu mungkin berpikir bahwa sulit untuk
menerbitkan buku. Dahulu memang iya karena terbatasnya penerbit. Yang ada hanya penerbit mayor. Tetapi di era teknologi banyak sekali kemudahan dalam menerbitkan buku.
Jika punya banyak tulisan yang masih berserakan segera dikumpulkan dan dikirim ke penerbit untuk dijadi sebuah buku agar bisa dikenang nama kita di kemudian hari. Karena pada hakekatnya buku adalah muara tulisan. Ada pepatah mengatakan “ Macan mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Alangkah indahnya kalau nama kita tercantum pada cover sebuah buku.
Sesungguhnya di muka bumi
ini hanya terdapat 2 pekerjaan
peradaban yaitu Penulis/ jurnalis dan Pengajar / guru. Guru
dan penulis disebut sebagai profesi peradaban karena pekerjaannya yang mulia yang memberikan
pengabdiannya untuk masa kini dan masa
depan. Ada rekam jejak dari pekerjaannya
yang akan dikenang sepanjang masa.
Guru sebagai arsitek
peradaban adalah guru yang mendidik dan
mengajar dengan hati. Guru harus menjadikan diri sebagai tauladan yang baik. Guru yang mendidik dengan
hati menjadikan profesi guru sebagai jalan menggapai ridhlo Ilahi.
Guru sebagai arsitek peradaban adalah guru yang mampu merubah
paradigma lebih berpikir krisits, terbuka dan terus berkembang untuk menjadi
guru yang hebat. Guru yang apa adanya sudah tidak bisa lagi membanggakan diri. Karena
Guru hebatlah yang bisa diandalkan untuk
memenuhi tuntutan zaman yang mengharuskan peningkatan dalam mutu pendidikan.
Alah bisa karena biasa bukan berarti menulis itu
butuh waktu yang lama untuk menjadikan bagian hidup. Kunci kesuksesan seorang
pekerja peradaban adalah menulis. Untuk menulis bukan mencari waktu luang tetapi menyediakan
waktu luang 1 jam sehari untuk menulis.
Belakangan ini selalu
menggema kata – kata literasi. Apakah arti literasi itu ? Literasi adalah
istilah umum yang merujuk kepada
seperangkat kemampuan dan ketrampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah
pada tingkat tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari – hari. Literasi
tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa.
Dari Tulisan Menjadi Buku.Tulisan – tulisan itu ibarat air yang mengalir, Tetes demi tetes bergabung menjadi satu mengalir jauh mencari tempat yang rendah akhirnya bermuara di lautan itulah buku. Sejatinya buku adalah kumpulan tulisan nan terserak yang dikumpulkan menjadi buku jadi Buku adalah muara tulisan. “Sesungguhnya muara dari menulis itu adalah buku. Karena, buku bersifat abadi dan menjadi alibi tak terbantahkan atas kehadiran seorang anak manuisa di muka bumi ini”.
Semua orang bisa menulis.
Ketika sesorang bisa berbicara maka
otomatis bisa menulis. Menulis sesungguhnya pekerjaan memindahkan
apa yang diucapkan ke dalam peralatan tulis menulis.
Mengenal Kategori
artikel / tulisan :
1.
Artikel Deskriptif
Hanya
sebatas menggambarkan atau melaporkan dengan azaz 5W 1 H. Tidak memecahkan
masalah. Yang termasuk dalam kategori
ini adalah reportase, liputan atau laporan.
2.
Artikel Eksploratif
Artikel
jenis ini isinya adalah Menjelaskan, menerangkan dan mengupas permasalahan
secara mendalam atau ilmiah. Objektive dan bertanggung jawab. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah Karya ilmiah (skripsi/ tesis/Disertasi/ jurnal) dan
opini (Ipoleksosbudhankam)
3.
Fiksi
Pada jenis penulisan fiksi kita memiliki Kebebasan untuk menuangkan inspirasi dunia maya sebagai bagian tak terpisah dari seni. Tulisan yang tergolong fiksi yaitu puisi, novel, cerbung, cerpen, pantun.
Metode
Menulis Praktis/ kiat jitu menulis :
- Upayakan tidak meninggalkan tulisan,
jangan biarkan tulisan terbengkala
Tulislah sampai selesai. - Hiraukan kesalahan ketik
- Ketika blank. Tinggalkan paragraph masuk
ke paragraph baru
- Baca berulang – ulang pada proses editing
- Sebagai pemula cukup menulis satu
paragraph
- Bersegera posting tulisan ke media sosial
Cara mudah untuk menulis
adalah menulis pendek – pendek maksimal 9 kata dalam satu kalimat, pakailah bahasa
seperti bertutur kata, mudah dimengerti / dipahami, runtut tidak menjelimet.
Apa yang
ditulis ?
- Tulislah apa yang disuka
- Tulislah apa yang dipahami
- Tulislah tentang hobi
- Tulislah tentang pekerjaan
- Tulislah tentang lingkungan, pekerjaan dan
teman
- Tulisa pa saja
Menulislah
dengan hati maka tulisan itu akan menyentuh hati pembaca.
Motivasi, inspirasi dan
kreasi adalah bunga – bunga menulis.
Dari mana inspirasi
menulis ?
Inspirasi ada di sekitar kita.
Inspirasi menulis bisa didapat dengan jalan : banyak membaca, mengikuti
webinar, banyak berjalan, menelaah berita actual,menelisik berita viral,
silaturahim,menyaksikan fenomena alam,
berkomunikasi, bahan ajar, suasana kelas dan lain – lain.
Motivasi menulis terhebat
adalah diri sendiri. Karena kita sendiri
yang paling tahu apa tujuan kita menulis.
Sedangkan Kreasi adalah
anugerah ketika semangat berbagi menggelegak di dada
Kapan waktu menulis ?
Untuk menulis kita bisa
meluangkan waktu khusus, bisa ngisi
waktu senggang, ketika menunggu, pagi bakda subuh, sebelum tidur, tergantung
kapan kita bisa menulis yang penting one day one posting.
Dimana meletakkan tulisan ?
Kita bisa meletakkan
tulisan di facebook, handphone, laptop, Personal Computer,kertas tulis note
book. Bersosial media hendaknya terlebih
dahulu memiliki akun di beberapa web site. Syarat utama membuat akun yaitu memiliki
email. Dan jangan lupa simpan password agar tidak kesulitan ketika masuk ke
website.
Kemana tulisan dishare ?
Setelah menjadi tulisan
segera dishare bisa lewat website sekolah, kompasiana.com, terbitkan buku
gratis.id, facebook, whats App, Email, Messenger dan Twiter.
Keajaiban 3 rahasia dunia
jurnalistik.
1.
Ternyata setiap tulisan itu memiliki roh.
Roh dalam artian tulisan hidup dengan syarat karya ketik disyiarkan ke media sosial.
Ketika tulisan dibaca diberi komentar (terlepas tanggapan baik atau mencemooh)
maka anda sudah berhasil menjadi penulis non buku harian.
2.
Biarlah tulisanmu itu membela dirinya sendiri. Biarlah bukumu itu
mengikuti takdirnya (Buya Hamka). Buku bukan orang terkenal sampai ke Pak
Prabowo Subianto. Terbit buku Prabowo Presidenku.
3. Surprise yang tak terduga. Mendapat kesempatan bicara di depan Presiden Jokowi.
Langkah awal menerbitkan
buku di YPTD yaitu dengan mengirim
naskah buku ke email thamrindahlan@gmail.com.
Kemudian YPTD akan memproses pengusulan
ISBN ke Perpustakaan Nasional.
Selanjutnya Proses editing , cover, layout. Terakhir cetak buku maka terbit buku sebagai Mahokta
seorang Penulis. YPTD mampu menerbitkan
buku 14 hari setelah naskah diterima.
Pada dasarnya semua
naskah buku bisa mendapatkan ISBN. Paling tidak sesuai ketentuan UNESCO jumlah
halaman 80. Buku Orisinil karya sendiri
. YPTD memiliki standar Ukuran Buku A5,
Font 12 TNR, spasi 1.5 margin 1.5;1;1:1.
halaman minimal 150
Rerata biaya cetak buku
standard YPRD Rp. 50.000 per exp. Penulis memiliki master buku berupa soft copy
buku sehingga bisa memperbanyak buku dimana saja. Pada Prinsipnya YPTD adalah Yayasan non
profit, mewakafkan diri membantu teman teman Penulis menerbitkan buku Ber ISBN.
Sistem pemasaran buku cetak berdasarkan pengalaman teman teman YPTD melalui jaringan komunitas via WAG atau sosial media lainnya. Bisa juga menggunakan jasa promosi lainnya. Salam Literasi.
Apa beda kijang dan rusa
Dua duanya memiliki kuku
Semangat Guru luar biasa
Jangan disimpan didalam
peti
Kalau ada kata nan salah
Bolehlah kami menumpang
mandi
Kalau kita berumur
panjang
Mantab, lengkap dengan penutup yang oke...
BalasHapus