Resume : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Angkatan :
19
Pertemuan ke : VII
Tanggal : 26 Juli 2021
Tema : Menerbitkan Buku Semakin
Mudah di Penerbit Indie
Narasumber :
Raimundus Brian Prasetyawan, S. Pd.
Moderator :
Aam Nurhasanah
Penulis : Islamiyah
Berpacu
dengan waktu. Kuuntai sepatah dua patah kata dan menjadikannya sebuah tulisan.
Scrool ke atas pada setiap pesan yang diunggah oleh narasumber untuk kutuliskan
resumenya. Meski dengan beberapa kendala
yang membuatku tidak dapat menyelesaikan tulisan dengan lebih cepat. Namun
dorongan niat tetap kusimpan rapat. Kan kujadikan sebagai tonggak bagi tujuanku
mengikuti pelatihan menulis yaitu aku harus bisa menerbitkan karyaku.
Sebelum kuliah dimulai om Jay sang
Guru Blogger Indonesia mengingatkan bahwa siapa yang fokus pasti akan lulus.
Dengan tak lupa menuliskan motivasi “ Menulislah setiap hari dan buktikan apa
yang terjadi”.
Selanjutnya Om Jay memberikan
kesempatan kepada ibu Aam Nurhasanah sebagai moderator untuk melanjutkan jalannya
perkuliahan. Sang moderator tak lupa mengingatkan kepada peserta pelatihan
untuk membuat resume.
Malam
ini sudah sampai pada pertemuan ke 7. Ibu Aam Nurhasanah menyemangati para peserta
untuk tetap membuat resume meskipun tertunda. Pesrta masih bisa mengumpulkan di pertemuan
berikutnya agar tidak sampai mengulang kelas.
Kemudian ibu Moderator
memperkenalkan Narasumber malam ini adalah blogger muda milenial yang hebat.
Beliau adalah bapak Raimundus Brian Setiawan, S. Pd. Beliau juga lulusan pelatihan menulis bersama
Om Jay ini, tepatnya alumni gelombang ke 4.
Selanjutnya Moderator mempersilakan
peserta untuk menyimak profil sang Guru Muda Milenial ini. Inilah profil
narasumber kita yang biasa dipanggil pak
Brian.
PROFIL
Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini
tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Memulai aktivitas
menulis ketika blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009.
Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future".
Riwayat
Pendidikan
SD Strada Kampung
Sawah (1998-2004)
SMP Strada Kampung
Sawah (2004-2007)
SMA Pangudi Luhur
II Servasius (2007-2010)
PGSD Unika Atma
Jaya Jakarta (2010-2014)
Riwayat Pekerjaan
Guru SD Santo
Mikael, Jakarta (2014-2015)
Guru SDN Sumur Batu 01 Pagi, Jakarta (2015-sekarang)
Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar
dimuat di Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer. Ada juga yang dimuat
di Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Warta Kota, Media Indonesia, dan Majalah
Hidup.
Di samping karya –
karya tulis yang sudah bertebaran di media cetak, Guru blogger yang masih belia
ini juga merupakan pendiri komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional
(Lagerunal). Dan masih banyak lagi prestasi yang telah ditorehkan.
Narasumber mengawali
materinya dengan mengingatkan pada peserta bahwa syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku
solo. Untuk menerbitkan buku pastilah harus ke penerbit. Bagaimana bisa
menerbitkan buku dengan mudah ? Tema
yang akan disampaikan oleh Narasumber pada pertemuan ke 7 ini adalah “Menerbitkan
Buku Semakin Mudah di Penerbit Indie”.
Sebagai Penulis,
terutama Penulis pemula biasanya akan berpikir untuk menerbitkan bukunya dan
tidak tahu akan diterbitkan di penerbit apa. Karena sebagai penulis pemula
untuk menembus penerbit mayor yang persyaratannya banyak dan berat biasanya
menemui kendala.
Sangat penting bagi
penulis pemula untuk mulai menerbitkan bukunya di penerbit indie. Karena
penerbit Inide akan cepat dan pasti menerbitkan buku. Jadi tidak butuh waktu
yang terlalu lama sehingga bisa dijadikan motivasi untuk menulis buku lebih
banyak lagi.
Buku perdana yang
diterbitkan dengan cepat dan mudah bukan hanya bisa dijadikan motivasi tetapi
sekaligus sebagai apresiasi diri bagi keberhasilan kita dan merupakan bukti nyata
dari pengalaman kita menimba ilmu di komunitas belajar menulis.
Menerbitkan
buku sekarang lebih mudah tidak seperti dulu karena sekarang sudah hadir
penerbit indie. Dahulu kita hanya tahu bahwa
penerbit buku yang ada hanyalah penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo
dan Elex Media.
Dikatakan mudah karena penerbit indie
melayani penerbitan buku dengan mudah tanpa seleksi. Tahap seleksi inilah yang
merupakan tantangan berat bagi peulis untuk bisa menembus penerbit mayor.
Ketika naskah sudah diterima penerbit
mayor, proses penerbitannya butuh waktu yang lama. Namun dengan adanya penerbit
indie penerbitan bisa mudah dan cepat dan naskah pasti diterbitkan.
Penerbit Indie inilah solusi bagi penulis pemula yang ingin memiliki
buku karya sendiri. Meskipun harus keluar beaya untuk mendapat fasilitas pra
cetak.
Narasumber berbagi pengalamannya bahwa beliau pernah punya keinginan
menulis buku tentang tutorial blog pada
tahun 2004. Tetapi beliau tidak punya
mentor dan tidak punya referensi penerbitan. Sampai akhirnya dengan tidak
sengaja beliau menemukan hashtag di Instagram tentang penerbit indie. Beliau Akhirnya
memilih penerbit indie, karena merasa belum mampu untuk memenuhi tuntutan
persyaratan untuk menerbitkan buku di penerbit mayor.
Pada
bulan oktober 2020 beliau mengirim naskah buku pertama ke salah satu penerbit
Indie. Perlu waktu 3 bulan untuk menunggu sampai buku terbit. Akhirnya pada
akhir Januari 2020, buku pertama beliau terbit
Ini
buku pertama beliau.
Berdasar
pengalaman pribadi itulah beliau berkecimpung di pelatihan menulis bersama Om
Jay yang memasukkan materi mengenal penerbit indie pada kurikulumnya. Sehingga
sekarang para peserta pelatihan menulis dapat dengan mudah menerbitkan
karyanya. Narasumber bersedia membantu
untuk menjembatani penulis dengan penerbit rekanan beliau.
Penerbit yang menjadi rekanan dari
Narasumber yaitu Penerbit Gemala. Namun demikian pemilihan penerbit adalah hak
penulis. Yang perlu penulis pahami adalah ketentuan dan penawaran tiap penerbit itu berbeda- beda.
Berikut ini adalah ketentuan dan penawaran Penerbit Gemala rekanan Narasumber.
Untuk editing, Penerbit Gemala melakukan edit ringan saja. Tidak mendalam. Jika ingin cetak ulang lagi, harus di penerbit yang sama. Jumlah minimal cetak yaitu 10 eksemplar. Diposter ada keterangan bahwa 300,000 itu untuk maksimal 130 halaman A5. Jika lebih dari itu akan kena biaya tambahan.
Yang tidak kalah penting adalah jangan memberi target kapan buku harus selesai terbit. Karena naskah harus mengantri untuk diproses. Proses penerbitan paling cepat 1 bulan. tergantung antrian cetak dan ISBN.
Sebelum terbit, penulis akan diberi naskah buku PDF (dengan watermark) untuk dicek KembaliNaskah buku harus disertai kelengkapan naskah yaitu: cover ( judul buku dan nama penulis saja), Prakata, daftar isi (tanpa nomor halaman), profil penulis, sinopsis (3 paragraf. Masing-masing paragraf 3 kalimat)
Prakata
wajib ada dan ditulis oleh penulis sendiri. Sedangkan kata pengantar ditulis oleh orang lain dan
tidak wajib ada. Biasanya peserta belajar menulis minta kata pengantar ke Om
Jay.
Selain
paket penerbitan 300.000 ada juga paket
penerbitan GRATIS, jika dari awal sudah berniat mencetak lebih dari 40
eksemplar jadi penulis tidak perlu membayar 300.000. Yang dibayar hanya biaya cetak
saja. Dan tidak ada ketentuan terkait minimal jumlah halaman.
Banyak buku solo karya penulis pada pelatihan ini yang sudah diterbitkan dan sudah berada di galeri penerbit rekanan pak Brian.
Beruntung
sekali penulis pemula di grup ini sudah dikenalkan dengan penerbit indie. Dengan
mengenal berbagai penerbit indie dari komunitas latihan menulis ini semakin
termotivasi hati kita untuk bisa
menerbitkan buku solo karya kita sendiri.
“ Membacalah Anda akan mengenal dunia lebih dekat.
Menulislah Anda akan dikenal dekat oleh dunia “ (Madi Ar-Ranim)
Kalimat pembuka yang indah
BalasHapus