Minggu, 25 Juli 2021

RUMAH SOTO BU HAJI

 


    Saya akan mencoba untuk menulis tentang gambar soto yang dishare sama om Jay di grup belajar menulis gelombang 19.

   " Tia, biasanya gini hari cuaca mendung  bahkan hujan deras. Tapi siang ini udara sangat panas".Aku mendengar seorang gadis berkata sambil menyenggol lengan sahabatnya. "iya betul" kata Tia menjawab. "Sebenarnya aku tadi  ragu lho kamu ajak makan siang di sini takut pulangnya kehujanan" lanjut Nida. 

    Siang itu Tia dan Nida baru saja pulang dari PKL di sebuah puskesmas. Mereka siswa dari salah satu SMK kesehatan tervaforit di kotanya. Biasanya mereka pulang pukul 12.00 siang. Tetapi karena kebetulan hari ini banyak warga yang datang untuk vaksin, sehingga bu dokter Andara minta mereka untuk menunda kepulangannya.

    "Ayo dong Tia cepetan pesenin sotonya kan kamu bilang soto bu haji enak". Tia pun segera mamnggil pelayan untuk memesan dua mangkok soto dan dua mangkok es campur. "pakai nasi apa pakai lontong kak" pelayan itu bertanya. 

    Tiba - tiba hand phone Nida bergetar karena tadi ketika di puskesmas sempat matikan nada deringnya. Terdengar suara dari kejauhan "Nida kamu dimana nak, kok belum pulang" ternyata itu suara mama Nida.

"Nida sama Tia ma lagi makan di rumah soto bu Haji". Mendengar nama rumah soto bu haji sontak saja mama Nida minta dibawakan dua bungkus. Maklum soto di sini terkenal enak dan murah.Soto selera masa kini.

    Sekilas aku melihat anak laki - laki bercelana pendek biru kusam dan kaos oblong yang juga sudah pudar. Karet lehernya sudah koyak dan mengenakan sandal jepit. 

    Anak laki itu merapat ke mobilku yang kuparkir dekat mobil brio berwarna merah. Seketika butiran air mata menetes di pipiku. Betapa tidak. Tatkala aku masih anak - anak, jangankan untuk makan semangkok soto di sini membayangkan saja otakku tak sanggup. 

    Aku hanyalah anak jalanan yang tidak punya rumah. Orang tuaku bercerai. Ayahku menikah lagi ketika aku masih berusia empat tahun dan adikku berusia 1 tahun. Ibuku pontang - panting cari  makan dengan berkeliling berjualan urap dari kampung ke kampung.

    Kalau aku lewat di sini biasanya aku dipanggil oleh bang udin yang berjualan es di sebrang sana. Bang Udin berjualan pakai rombong kecil. Dia jualan es kelapa muda. "Kuncung ayo sini minum es dulu" bang Udin memanggilku. Namaku Sunanto biasa orang memanggilku si Kuncung karena cukuran rambutku tinggal yang depan saja.

    Aku seneng sekali meski hanya dikasik sebungkus plastik seperempat kilo gram. Aku pulang sekolah jalan tanpa alas kaki sejauh dua kilometer, tapi untuk sekedar beli es aku tak punya uang. Sampai rumah terkadang ibuku belum pulang, terkadang sudah pulang tetapi jualannya habis. 

    "Mak, antok mau makan" Ibuku memanggilku Antok. Aku melihat ibuku sedang menanak nasi dan menggoreng telur dadar. Saking lelahnya akupun sampai tertidur menunggu ibuku masak.

    "Antok, ayo bangun nak nasinya sudah masak" terkejut aku melihat ibu jongkok di sebelahku. "Apa ? apa ? soto? " aku setengah mengigau karena kepingin sekali makan soto di rumah soto bu Haji. Aku tidur di lantai dengan beralaskan tikar pandan yang sudah koyak.

    "Permisi Pak, mau pesan apa?" lamunanku dibuyarkan oleh sapaan ramah sang pelayan."maaf pak saya mengganggu sepertinya bapak lelah" kata pelayan itu lagi. 

Akupun tersadar dari lamunan dan  tengok kiri - kanan, aku lihat keluar tapi anak laki itu sudah tidak ada di tempat. Pelayan itupun bertanya lagi "maaf  bapak mencari sopir bapak?" Aku gelengkan kepala dengan lemah.

    " Pak Mujib, ada lihat anak laki kecil ndak? tadi dia ada di dekat mobil kita." Ternyata sopirku sudah paham maksudku. "sudah tadi saya pesankan soto pak dua bungkus untuk dibawa pulang". Alhamdulillah sopirku memang pengertian.Kemudian akupun melanjutkan makan soto siang ini jauh labih nikmat dibanding hari - hari sebelumnya. 

    " Pak, boleh saya juga bawa pulang dua bungkus?" tanya sopirku. Sudah biasa setiap ke rumah soto ini pak Mujib membawa pulang dua bungkus. Keluarga pak Mujib juga salah satu pecandu soto di sini.  Rumah soto bu Haji ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Mulai yang muda sampai yang tua. Mulai tukang ojek sampai big bos berdasi.

    Tiba - tiba aku melihat pak Mujib nyelonong ke dapur. Aku pikir dia mau nambah beli lagi. Ternyata dia keluar bukannya membawa bungkusan, melainkan menggenggam sesuatu. 

"Apa itu dibawa pak Mujib?" tanyaku. Ternyata pak Mujib membawa secarik kertas berisi resep membuat soto ala rumah soto bu Haji.

Penasaran juga aku, apa sih rahasianya  kok rasanya enak sekali. Karena kaca mataku ketinggalan di mobil maka aku minta tolong pak Mujib untuk membacakannya untukku. 

" Boleh kita baca di rumah pak ?" tanya pak Mujib. Sepertinya dia ndak enak hati kalau didengar orang.

"pelan - pelan saja bacanya" diapun mengiyakan.


RESEP  SOTO  ALA  BU HAJI

    Bahan :

1 ekor ayam kampung  (potong jadi 4 )

5 butir telur ayam ras rebus

1 ons kecambah 

1 bungkus soun dicelup air panas

4 liter air

Minyak goreng

    Bumbu yang  dihaluskan :

7 butir kemiri

7 siung bawang putih

7 butir bawang merah

3 ruas jari kunyit

2 ruas jari jahe

1 1/2 sendok teh merica bubuk

3 ruas jari batang sereh muda

3 ruas jari pangkal daun bawang

    Bumbu tambahan :

Garam secukupnya

Penyedap sesuai selera

1 sendok teh gula pasir

    Bumbu kasar :

1 batang sereh

1 batang daun bawang  atau bawang pre

2 batang seledri

4 lembar daun jeruk

    Bahan tambahan

Kerupuk, keriuk kentang, bawang goreng, kecap, jeruk nipis dan sambal.  

Cara memasak :

    Pertama - tama blender semua bumbu yang dihaluskan. Panaskan minyak dalam wajan kemudian masukkan bumbu yang  sudah halus. Tumis sampai harum. Masukkan sereh, daun jeruk dan daun bawang. Tumis lagi sampai matang. Masukkan ayam aduk - aduk dan tutup wajannya sampai daging ayamnya keluar air sendiri. Tambahkan air, rebus sampai matang. Masukkan daun seledri kemudian ambil ayam lalu goreng sebentar jangan terlalu kering.  Tunggu mendidih sebentar. matikan kompor. 

    Siapkan piring saji. Isi nasi/ lontonng. Taruh soun mateng, tauge dan telur rebus yang sudah dibagi dua di atasnya, kemudian taruhkan ayam suwir, taburi keriuk kentang dan bawang goreng. Beri kuah, sambal dan perasan jeruk nipis. Terakhir taruh kecap dan kerupuk. soto bu Haji siap untuk dihidangkan. (resep untuk 10 porsi).

    Setelah selesai dibaca kertas dikantongi pak Mujib untuk dikasik istri tercinta di rumah. Kalau aku sudah merekamnya di dalam memoriku yang paling dalam. Besok hari minggu aku akan memasaknya karena kebetulan aku punya hobi memasak.

    "Sruuuuutt" aku habiskan es teh yang kupesan tadi. Kemudian aku beranjak ke kasir. Dan aku langsung menuju parkiran untuk kembali lagi ke kantor dan sholat dhohor. Sesampai kantor pak Mujib langsung pulang mengantar soto untuk si buah hati. 

    






     

     

    

    


3 komentar: