Sabtu, 31 Juli 2021

Mengatasi Writer's Blok

 

 

Resume                : Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Gelombang        : 19

Pertemuan ke   : 9

Tanggal                 : 30 Juli 2021

Tema                     : Mengatasi Writer’s Blok

Narasumber       : Ditta Widya Utami, S. Pd., Gr

Moderator          : Maesaroh

Penulis                 : Islamiyah


“Seorang penulis professional adalah seorang

amatir  Yang tidak berhenti” – Richard Bach

Sepi rasanya malam ini sehingga membuat saya lebih konsentrasi lagi mengikuti perkuliahan. Dengan senang hati saya mengikuti perkuliahan  yang menginjak pertemuan ke sembilan. Meski sebenarnya perut ini agak susah diajak kompromi bukan karena minta diisi tetapi entah kenapa  kok agak melilit – lilit. Dengan minyak kayu putih di tangan ya agak lumayan sekedar mengurangi rasa kembung.

Ibu  Moderator kita membuka perkuliahan  dengan menuliskan kata motivasi “singsingkan lengan bajunya, mantapkan semangatnya, dapatkan Ilmunya”. Beliau menuliskan  bahwa materi yang akan disampaikan  malam ini bertema  “Mengatasi Writer’s Blok”.

Sebagai narasumber malam ini adalah  ibu Ditta Widya Utami, S. Pd., Gr,  yang  berasal dari  kota Subang. Beliau adalah  salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Beliau  pernah meraih Penghargaan Bupati Subang (2020), serta penghargaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang sebagai guru berprestasi (2021). Prestasi literasinya yang membanggakan sehingga karyanya  mampu menembus Penerbit Mayor.

Ibu Ditta mengawali karir menulisnya sebagai peserta kelas menulis PGRI pada gelombang 7, beliau mampu membuktikan kepiawaiannya dalam menulis, hingga naik kelas menjadi moderator dan menjadi Narasumber di berbagai pelatihan. Selain Ruang Inspirasi, beliau juga memiliki blog lain yang diperuntukkan khusus untuk konten pendidikan, yaitu Jendela IPA, Sesekali beliau juga menulis di Kompasiana.Sudah banyak karya yang beliau terbitkan.

Narasumber mengawali pertemuan ini dengan sebuah motivasi yaitu dengan membuat Challenge menulis. Beliau membagikan foro wayang dan peserta kuliah diminta untuk membuat tulisan dalam bentuk apapun. Boleh puisi, boleh  juga cerpen dalam waktu 15 menit. Sebenarnya tujuannya ya biasalah guru memberi pertanyaan kepada muridnya  yang bisa dijadikan benang merah untuk masuk ke materi. Dalam hal ini pertanyaannya apakah ada yang tidak ada ide? Pasti larinya ke Writer’s blok Alias kebuntuan menulis.

Wikipedia mengartikan writer's block sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Beberapa hal yang menyebabkan timbulnya  WB adalah sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis. Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun professional.


Ketika penulis disuguhkan tema tertentu yang tidak biasanya ditulis maka biasanya penulis akan kehilangan inspirasi. Bagaimana caranya untuk mengatasinya? Kita teguhkan komitmen, lalu mencari bahan bacaan tambahan, maka WB yang terbentuk bisa segera kita hancurkan. Atau bisa juga tetap mengikuti aliran tulisan kita yang penting masih ada hubungannya dengan tema tersebut.

Topik baru atau  metode baru dalam menulis pun bisa membuat kita terserang WB. Misal jika kita terbiasa menulis karya tulis ilmiah. Kemudian diminta membuat puisi. Bagi yang belum terbiasa, tentu akan mengalami kesulitan saat harus menulisnya. Karena keduanya tentu memiliki metode penulisan yang berbeda. Pada kasus ini, mempelajari teknik dan banyak berlatih menulis merupakan solusi terbaik untuk meminimalkan dampak WB.

Kelelahan atau stress fisik juga bisa menjadi penyebab kita terserang WB. Terlalu memaksakan diri dalam banyak pekerjaan hingga membuat tubuh lelah bisa membuat kita burn out. Hanya sedikit yang masih mampu menulis dalam keadaan sakit/lelah fisik. Pada kondisi ini, istirahat sejenak tentu menjadi pilihan terbaik. ketika penat, beristirahatlah sejenak. Cari ruang dan udara segar. Lakukan hal-hal yang membahagiakan. Bisa juga dengan membaca yang ringan – ringan. Blog walking juga bisa.   Yang jelas lakukan apapun yang bisa membuat anda bahagia dulu sehingga stress bisa hilang. Refresh kembali hati dan pikiran kita sehingga kita bisa mendapat inspirasi baru.

Terlalu perfeksionis pun bisa menjadi penyebab kita sering terkena WB. Ada pepatah yang mengatakan perfectionism kills creativity. Perfeksionis itu bisa mematikan kreativitas. Saat menulis, orang yang perfeksionis mungkin akan berpikir apakah kalimatnya sudah tepat? Apakah ada kaitan dari paragraf satu ke paragraf lainnya? Dan sebagainya.

Bisa juga dialami oleh seseorang  yang pernah sangat populer dengan tulisannya. Misal postingan di blog yang baca hingga ratusan bahkan ribuan. Atau  menerbitkan buku hingga best seller. Orang pasti ingin mempertahankan prestasinya. Harus tetap banyak yang baca  atau bukunya harus tetap best seller. Kekhawatiran seperti itu justru bisa membuat WB nempel lebih lama pada kita. Cara mengatasinya adalah  kita harus mengingat kembali alasan awal kita menulis. Tujuan kita menulis dan  masa-masa saat kita merintis menjadi seorang penulis.

Lamanya penulis mengalami WB bisa bervariasi,  bisa terjadi dalam hitungan menit, jam, hari, bulan, bahkan bertahun-tahun tergantung seberapa cepat seorang penulis mampu mengatasi kondisi WB tersebut. Agar bisa mengatasi writer's block, langkah penting yang harus kita lakukan adalah dengan mengetahui penyebabnya. Sehingga kita bisa lebih fokus mencari solusinya.

Untuk mengatasi munculnya  WB agar tidak terlalu lama WB orang bisa memanfaatkan  golden time nya. Tiap orang punya golden Time masing-masing. Ada yang fokus menulis sebelum tidur. Ada yang bisa fokus menulis saat menjelang matahari terbit. Ada yang selalu mendapat inspirasi jika menulis sambil mendengarkan lagu, ada juga yang harus sepi hingga suara jangkrik pun terdengar.

Jika ada yang mengalami perasaan malas untuk menulis maka itu bukanlah WB. Karena Wb itu pada umumnya tidak disebabkan oleh komitmen/ kompetensi menulis.  Justru orang yang rajin menulis lah yang lebih banyak mengalami WB.

Lima mental seorang penulis

  1.        Siap konsisten. Semua orang bisa menjadi penulis tetapi untuk menjadi penulis hebat harus konsisten. Dalam perjalanan pasti memenuhi berbagai  tantangan tetapi mental harus kuat. Menulis bisa dilakukan dimana saja . Di fb, wa, ig blog  dsb. Banyaknya plat form untuk menulis hrs bs me njaga menta, kita untum menilis. Menu,is remuse merupak ke asaan me nu,is. Hrs memikliki mental siap .
  2.        Siap dikritik. Ketika mempublis tulisan kita harus sadar bahwa tulisan siap dikritik, jangan kaget jika teman atau siapa saja mengkritik tulisan kita. Jadi kita harus tahan banting, kritik  tidak perlu dipikirkan , sakit memang di awal tapi dari kritik inilah akan menjadikan  lebih baik
  3.       Siap belajar. Sepedas apapun kritik yang diterima harus mampu bangkit , penulis hebat itu adalah pembaca yang ulung.
  4.       .  Siap ditolak. Mental yg dimiliki penulis tidak boleh menyerah. Masih bisa mencoba dengan menerbitkan di penerbit  indie lebih dahulu baru menembus penerbit mayor,
  5.       .    Siap menjadi unik. Penulis harus unik Kalau kita suka salah satu penulis jangan menjadi penulis itu kedua, Tetapi kita harus punya karakter sendiri jangan ikut – ikutan agar tulisan kita punya ciri khas.

Materi malam ini sangat sesuai terutama  bagi penulis pemula yang seringkali kehilangan ide bahkan tidak punya ide. Writer’s blok sudah menjadi santapan setiap hari terutama buat saya sendiri. Malam ini lebih jelas lagi apa itu writer’s blok dan bagaimana cara mengatasinya. Trimakasih bu Ditta dan Bu Mae. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar