Minggu, 12 September 2021

Menulis Itu Mudah

 


    Memasuki  saat menjelang akhir pertemuan pada pelatihan menulis, kita jumpa lagi bersama moderator Sang Blogger Milenial Ibu Maesaroh. Sebelum mempersilakan narasumber untuk hadir ibu Maesaroh mengirimkan quotes untuk kita.







 Malam ini moderator membersamai narasumber hebat.  Seorang dosen dari IAIN Tulung Agung,  juga penulis 26 buku, seorang motivator, serta Penggiat Literasi. Pojok Literasi mulai beliau torehkan sejak 2003 dan tak pernah putus hingga sekarang.  Sangat inspiratif sekali menjadi beliau yang bernama Dr.  Ngainun Naim.

Selama ini ada kesan bahwa menulis itu sulit. Sebelum menulis kita sudah stress apalagi menulisnya. Jadi cara berpikir kita bahwa menulis itu sulit itulah salah satu faktor yang membuat kita itu kesulitan untuk menulis. Materi tentang MENULIS ITU MUDAH  kedengarannya begitu menggiurkan. Apa betul menulis itu mudah? Bukankah selama ini menulis itu sulit? Yok kita kunjungi dulu dua blog utama beliau.

https://www.spirit-literasi.id/2021/09/pangeran-diponegoro-proses-kreatif.html. Di dalamnya ada 434 artikel

Setelah membagikan link blog yang pertama secara tiba-tiba moderator Ms.Phia menggantikan ibu Maesaroh. Dan membagikan blog yang satunya lagi yang berisi 476 artikel.https://ngainun-naim.blogspot.com/2021/07/adab.html

Selain dua blog utama ini masih banyak lagi tulisan beliau di blog lain, di koran, portal, dan lainnya. Adanya dua blog dan tulisan yang tersebar di berbagai media merupakan salah satu dorongan yang bisa disampaikan oleh bapak Ngainum Naim bahwa menulis itu mudah bukan sesuatu yang sulit. Jangan mengawali sesuatu dengan mengatakan sulit maka akan sulit betul. Kita bangun mind set kita bahwa menulis itu mudah. Beriukut  ini adalah buku beliau yang  terbit awal tahun ini (2021).


 



Menurut bapak Ngainum Naim KUNCI MENULIS MUDAH yang nomor 1 adalah; MINDSET bahwa menulis itu mudah. Mari melakukan penegasan,  mari melakukan afirmasi ke dalam diri kita masing-masing.  Bilang pada diri kita baik dengan lisan atau tulisan.  Nyatakan bahwa menulis itu mudah, menulis itu mudah. Contohnya:  kumpulan dari yang ditulis atau  dinayatakan  dari ruang grup ini jika dikumpulkan maka akan menjadi tulisan.

Kedua adalah TEKAD YANG KUAT. Jadi orang menulis itu harus bersemangat. Jangan mudah menyerah. Belum menulis sudah bilang sulit. Jadi ya harus bertekad kuat. Ada hambatan dihadapi, diatasi. Sama dengan kita mengajar. Dulu, sebelum kita menjadi guru, bayangan kita tidak karuan. Kuatir nanti muridnya nakal. Kuatir ngajarnya tidak bener, dan setumpuk kekuatiran yang lain. Ini wajar semua orang mengalaminya,  tetapi bayangan itu tidak sesuai dengan kenyataan.  Buktinya  kita sudah mengajar berpuluh-puluh tahun dan sudah lupa dengan persoalan yang dibayangkan. Menulis itu bisa seperti itu. Orang yang jarang menulis itu bayangannya tidak karu-karuan  tapi kalau sudah biasa menulis bayangan itu hilang dengan sendirinya , yang tersisa adalah tekad.

Sejauh ini beliau sudah menulis sekitar 40 buku mandiri, 90 antologi, 30 kata pengantar, 50 artikel jurnal, dan ribuan esai. Apakah mudah menulisnya? Ingat kunci pertama: bangun mindset kalau menulis itu mudah. Jika sulit saat menulis? Ingat kunci kedua: miliki tekad yang kuat.  Kesulitan menulis itu akan teratasi dengan sendirinya.

Kunci ketiga adalah menulis yang diketahui. Jangan menulis sesuatu yang tidak kita ketahui. Caranya menulis hal-hal yang kita ketahui sehari-hari jangan membayangkan  mau menulis itu ingin sesuatu yang  langsung  bagus,  sesuatu yang  ideal nanti tdak akan jadi tulisannya. Kebanyakan  orang yang baru belajar menulis gagal menghasilkan tulisan karena baru mulai menulis sudah  memasang target yang  tinggi. Jadi menulislah hal-hal yang diketahui. Tulis saja kegiatan  harian kita, ceritakan saja. Itu sudah cukup bagus jika kita melakukannya rutin,  konsisten setiap hari itu akan memudahkan  di dalam menjalani proses menghasilkan karya tulis.

Kunci menulis mudah yang keempat adalah: banyak membaca. Seperti syarat wajib. Ibarat mata uang. Membaca itu satu sisi. Dan menulis itu sisi yang lain. Bapak Ngainum  mewajibkan  diri setiap hari membaca 10 halaman buku cetak. Kadang juga baca buku elektronik tapi jarang.  Orientasi membaca beliau adalah untuk paham bukan untuk hatam. Ada kosa kata baru ditandai dan dicari maknanya. Ada kalimat menarik distabilo. Karena ini menjadi modal untuk tulisan yang akan dihasilkan.

Orang yang rajin membaca tetapi tidak menulis itu ibarat pohon tumbuh subur tapi tidak berbuah. Orang yang rajin menulis tapi tidak membaca tidak akan bertahan lama karena tidak ada yang bisa ditulis. Membaca itu seperti menabung yang akan dikeluarkan secara otomatis saat menulis

Kunci kelima adalah JAM TERBANG. Contohnya sopir bus. Sopir bus yang sering dijuluki raja jalanan  berani ngebut karena sudah mengendarai bus itu ribuan kilometer. Sopir sudah hafal dengan setiap lekuk jalanan yang dilalui.  Begitu juga dengan penulis. Jadi kalau kita ingin mudah dalam proses menghasilkan karya harus praktek menulis sebanyak-banyaknya. Semakin sering menulis, semakin mudah. Kalau masih sulit menulis, itu berarti jam terbangnya perlu ditingkatkan. Caranya, Ya dengan praktik menulis. Grup menulis  itu penting. Ada banyak teori dan pengetahuan yang bisa diperoleh dengan ikut dalam grup menulis. Namun ikut grup bukan jaminan bisa menulis kalau kita tidak praktik menulis. Jadi mari praktik menulis. Prof. Dr. Kuntowijoyo pernah ditanya tentang  cara menulis. Beliau menjawab dengan 6 M: Membaca, menulis, menulis, membaca, menulis, dan menulis.

Selain kunci-kunci di atas adalah yang penting yaitu  bersyukur karena mendapat anugerah dari Allah untuk menulis karena tidak semua orang mau dan mampu untuk menulis. Ada yang mau tapi tidak mampu ada yang mampu  tapi tidak mau sehingga tidak bisa menghasilkan tulisan. Bagaimana caranya bersyukur? Dengan MENULIS. Jadi menulis itu merupakan wujud aktualisasi dari rasa syukur kita kepada Allah

KUnci keenam adalah sabar menjalani proses menulis. Bapak Ngainum mengutip mutiara  ketika dari pesantren dulu: Seribu langkah itu dimulai dari langkah pertama. Jadi menulis itu sepanjang kita jalani dengan sabar maka akan berhasi. Satu demi satu langkah kita jalani dengan sabar, insyaallah mudah. Yang sulit dalam menulis adalah tekad dalam menulis.

Trik yang dilakukan oleh bapak Ngainum  ketika menulis itu lepaskan diri dari referensi dulu. Jangan lihat buku. Nulis saja secara bebas. Tulisan ilmiah sekalipun. Ketika  beliau membuat artikel jurnal, termasuk artikel jurnal internasional, itu ya nulis saja secara bebas dulu. Setelah selesai baru diedit dan masukkan referensi. Cara semacam ini terbukti ampuh meminimalkan plagiasi.

Agar lancar menulis harus praktik dan terus praktik. Menulis itu dunia praktik. Semakin sering praktik akan semakin mudah dan lancar. Jika masih saja sulit, coba evaluasi sudah berapa halaman  yang sudah  dihasilkan. Jika sudah banyak, Insyaallah akan lancar dengan sendirinya .

Mari menulis. Ini ladang ibadah yang jarang dipilih.

Mari niatkan sebagai ibadah. Insyaallah berkah.

 

Resume ke        : 26

Gelombang        : 19

Tema                 : Menulis Itu Mudah

Narasumber       : Dr. Ngainum Naim

Moderator         : Maesaroh

Penulis               : Islamiyah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar