Sejak dua hari yang lalu tepatnya hari rabu tanggal 9 september 2021 aku dan keluargaku, suami dan tiga orang anakku menikmati waktu santai di pantai senggigi. Meski sebenarnya bukan waktunya untuk berlibur karena semua anggota keluarga tetap beraktivitas seperti hari kerja biasa. Namun ini hanya memenfaatkan kesempatan yang ada untuk refresing menghibur diri dari kepenatan dengan urusan sehari-hari.
Kenapa aku bilang memanfaatkan kesempatan? Dua hari lalu suamiku ada kunjungan kerja dari kantor pusat Jakarta ke daerah sendiri. Sebenarnya sebelum ke Lombok, rombongan melakukan kunjjungan kerja ke Labuhan Bajo dan Denpasar Bali tetapi suami langsung ke Lombok saja. Yach, itung-itung sambil pulkam karena suami bertugas di Jakarta. Bersama robongan yang terdiri dari komut, dua orang anggota dekom, sekretaris dekom dan 1 orang staf dekom mereka menginap di Sheraton Senggigi Beach Resort.
Aku pikir jarang-jarang nich ada kesempatan menginap di hotel bertaraf internasional yang gratisan. Tentu saja tipe kamar dulux yang disediakan oleh kantor dilengkapi dengan pantry dan ruang keluarga, lengkap deh pokoknya. Begitu suami vc memperlihatkan tipe kamarnya. Wow! Aku langsung tancap gas pergi bersama tiga orang anakku. Otomatis dengan menambah 1 kamar lagi donc dana pribadi tentunya. Masak harus ditanggung kantor juga ..he he malu ah. Sementara suami melakukan pekerjaannya tetap bersama rombongan, aku juga bersama rombonganku menikmati indahnya pantai dari balkon kamar di lantai 3 sambil sesekali jalan-jalan menyusuri pantai..
Ada yang sangat aku sayangkan. Sebelum berangkat ke hotel aku memindahkan rice coocker dan lengan kananku terkena uap air yang keluar dari lobang tutup. Dengan hati yang kecewa aku tidak diizinkan ikut berenang di pantai maupun di kolam renang oleh anakku yang dokter itu. Padahal aku sudah siapkan baju renang. Menurut anakku takutnya nanti pecah luka bakarku yang terlanjur menggelembung itu karena untuk disedot aku tidak berani. Ya udah, tanganku dibalutnya dengan kasa agar tidak kesenggol segala macam di sekitar.
Tidak mau kalah, karena tidak bisa ikut renang maka aku memanjakan diriku dengan body spa. Ruangan spa yang langsung berhadapan dengan pantai dengan dinding kaca one way sehingg sambil dimassage aku bisa menikmati indahnya pantai pasir putih dan gemulai tarian ombak. Sebelum dilakukan tratmen enak sekali rendaman air bunga pada kaki yang pegal-pegal. Tidak ketinggalan segarnya minuman kunyi asam dingin sebelum treatmen dan minuman setelah treatmen.
Gb. Hamparan pasir putih dilihat dari dalam ruangan spa.
Pantai senggigi yang begitu mempesona dengan ombaknya yang tenang. Daun kelapa yang melambai meniupkan angin pantai yang segar. Sejuk alami aku rasakan yang tidak seperti biasanya di rumah hawa sejuk berasal dari ac. Pantai dengan hamparan pasir putih yang selalu menjadi tujuan wisata oleh turis domestik maupun internasional. Mungkin di luar sana orang tidak mengenal lombok karena mereka banyak yang hanya mengenal Senggigi dan Gili Trawangan.
Sore hari kita bisa menyaksikan sun set sambil duduk-duduk menikmati jagung bakar. Siang hari kita bisa duduk di pantai dengan sajian sate bulayak dan minum air kelapa muda batok. Bulayak adalah sejenis lontong tetapi tidak dibungkus pakai daun pisang melainkan dengan janur atau daun kelapa muda yang dililit memanjang. Bulayak itu beda dengan bentuk ketupat. Jadi, bulayak itu beda bentuk dengan lontong dan ketupat tetapi rasanya sama. Sedangkan sate nya tidak ada di daerah lain karena itu adalah makanan khas daerah Lombok. Bukan sate bumbu kecap dan bukan sate bumbu kacang seperti sate Madura.
Ternyata oh ternyata hari kemarin rombongan sudah balik ke Jakarta. Satu orang staf dekom saja yang masih tinggal untuk sementara waktu karena ingin jalan-jalan menikmati indahnya pantai-pantai di pulau Lombok. Termasuk juga suami tidak ikut balik ke Jakarta dan menemani staf untuk membeli oleh-oleh mutiara karena kebetulan Lombok adalah sentra produksi kerajinan perhiasan emas dan mutiara. Insya Allah sampai besok pagi aku dan anak-anak masih tinggal di hotel karena suami juga tidak balik ke jakarta untuk sementara menunggu bersamaan baliknya dengan anak ke tiga yang balik kuliah ke Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar