Malam ini tak
terasa sudah sampai pada pertemuan ke 12. Sebelum mulai materi moderator Mr.
Bams mengajak berdoa agar pelatihan berjalan lancar. Moderator menyampaikan bahwa malam ini, kita semua akan belajar bersama
dengan orang hebat di sebuah penerbitan. Judul yang akan disampaikan yaitu
Menulis Buku yang Diterima Penerbit Mayor.
Sebelum
memulai paparan Narasumber
memperkenalkan diri. Beliau Bernama Joko Irawan Mumpuni. Direktur
Penerbitan, Penerbit Andi. Anggota Dewan Pertimbangan IKAPI DIY. Ketua I, IKAPI
DIY, Penulis Buku, Bersertifikat BNSP. Asesor BNSP. Selama 20 tahun sudah beliau hidup di dunia penerbitan,
penulisan dan aktif di asosiasi penerbit di Indonesia.
Salah satu mimpi beliau yang kuat
adalah ingin jadi orang yang terkenal. Salah satu cara adalah dengan menjadi
penulis. Maka beliau bersahabat dengan penulis yang sudah mapan. Bersedia
membantu menyempurnakan tulisan dan selanjutnya
nulis bareng sama sampai 4 judul buku. Buku ke 5 dan seterusnya sudah
pakai nama sendiri dan bahkan sering diajak menulis para pemula.
Karena rata-rata buku yang
ditulis menjadi best seller, maka beliau sangat disukai penerbit termasuk
Penerbit ANDI. Saat Penerbit ANDI butuh Wakil Direktur yang tahu pasar buku,
beliau dipanggil untuk ditawari posisi itu. Beliau menerimanya. Jabatan wakil
direktur hanya 2 tahun lalu menjadi direktur
selama 17 tahun. Mulai tahun kemarin beliau tidak lagi diopersional Direktur,
tetapi sudah masuk di Dewan Direksi.
Selama di dunia penerbitan paling banyak
dipertanyakan orang adalah apa syarat agar tulisan bisa diterima oleh penerbit
mayor dan apa perbedaan antara penerbit minor dan penerbit Indie. Sebelum
teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini; orang hanya mengenal
penerbit Mayor dan penerbit Minor, yang
pasti yaitu Jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh lebih banyak
dibanding penerbit minor. Naskah yang diterima akan dikelola lebioh
professional, penerbit mayor biasanya punya fasilitas lebih baik, modal,
percetakan, SDM dan jaringan pemasaran lebih luas.
Agar karya
bisa masuk diterima diterbitkan oleh penerbit mayor harus melalui seleksi
dengan tingkat persaingan yang sangat
ketat. Contoh di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa 300 sampai
dengan 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sampai dengan 60 judul saja. Sisanya dikembalikan ke penulis
atau DITOLAK.
Karena begitu
sulitnya menembus penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi
penerbit mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang
saat ini penerbit seperti ini disebut dengan Penerbit Indie.
Naskah buku
seperti apa yang bisa diterima dan diterbitkan oleh Penerbit Profesional
seperti penerbit ANDI?. Tentunya adalah semua naskah buku yang bisa dijadikan
buku lalu laris dijual.
Kelompok besar
buku dibagi menjadi 2 yaitu kelompok buku teks dan kelompok buku non teks, Buku
teks adalah buku yang digunakan olah mahsiswa atau siswa dalam proses
pembelajaran. Ditingkat sekolah disebut buku pelajaran disingkat BUPEL
sedangkan untuk kelompok mahasiswa disebut buku perguruan tinggi disingkat
PERTI.
Sedangkan buku
non teks adalah sebaliknya dan cenderung disebuat sebagai buku-buku populer
karena memang kontennya berupa apa saja yang populer dan dibutuhkan oleh
masyarakat.Namun dalam prakteknya pemakaian buku oleh pembacanya tidak lagi
terbagi-bagi menurut kelompok-kelompok tadi, apapun buku yang dibaca bisa
dijadikan referensi untuk praktek kehidupan sehari hari maupun dalam rangka
mendapatkan jennang akdemik yang lebih tinggi.
Visi penerbit ANDI adalah IKUT SERTA DALAM
MENCERDASKAN BANGSA, jadi baik buku teks maupun non teks tetap diterbitkan. .
Jadi selama buku itu mencerdaskan baik teks maupun non teks tetap akan
diterbitkan. Ada dua kategori buku yang tidak akan pernah kami terbitkan
selaris apapun buku itu, yaitu Buku Pornografi dan buku Politik Praktis.
Penerbit
adalah lembaga profitable yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan
berkembang sehingga karyawan sejahtera, komsumen puas dalam jangka waktu yg
tidak terbatas. Oleh karena itu Penerbit boleh dikatakan industri. Naskah yang
masuk pun akan dianggap sebagai bahan baku output industri, jika bahan baku
bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus pula. Oleh karena itu para
penulis dan calon penulis harus paham cara berfikir industri penerbitan agar
naskah tidak ditolak.
Ini adalah gambaran industri penerbitan secara lengkap, namun jika disederhanakan akan menjadi seperti ini
Naskah yang bisa diteriama
penerbit adalah naskah yang bisa dijadikan buku dan bukunya laku terjual.
ini pembobotan penilaiannya.
Ini alasannya mengapa diterima
atau ditolak
Ini datanya yang dapat kita lihat salah satunya dari Google Trend. dalam contoh grafik diatas kita mencoba uji apakah buku yang membahas tentang batu akik sedang dibutuhkan masyarakat saat ini tidak. nah ternyata tidak, buku batu akik laku sekitar tahun 2013 sampai dengan 2014. Saat ini sudah tidak lagi.
Ini adalah contih thema yang
memiliki trend yang baik bisa dilihat dari grafiknya ; selalu tinggi, stabil
dan tidak pernah menyentuh titik NOl.
Hindari thema-thema yang telah
mati karena Corona.
Ini adalah bidang bidang
baru karena Corona, nah thema thema yang
membahas seputaran bidang inilah yang kemungkinan laku.
Selanjutnya
jika thema telah bagus, penerbit akan mengecek REPUTASI penulisnya, salah satu
dapat ditelusuri dari Google Schoolar.seperti ini, perhatikan angka-angkanya.
Lalu apa pertimbangan penerbit
dalam menentukan oplah atau jumlah cetak, inilah dasarnya:
Penerbit akan menentukan oplah
tinggi jika buku itu dinilai mempunyai market lebar dan lifesycle panjang. Life
cycle panjang artinya buku itu akan tetpa relevan dimasa yang akan datang dalam
waktu yang panjang.
Yang disukai penerbit adalah
kwadran kanan atas yaitu IDEALIS sekaligus INDUSTRIALIS
Setelah selesai pemaparan materi, berikut ini hasil diskusi
bersama peserta pelatihan :
Ketika ada naskah yang tidak
diterima oleh penerbit maka Penerbit tidak pernah memberi alasan yang detail
ketika naskah ditolak. Alasannya hanya dengan kalimat "Belum sesuai kreteria
penerbitan kami"
Trik bagi penulis pemula agar
naskahnya diterima oleh penerbit mayor sangat
mudah, bersahabatlah dengan penerbit, dengan penulis-penulis yang sudah
berhasil tembus penerbit mayor dan diskusilah, bertanyalah, maka jawaban2 itu
akan kita dapatkan dari sana. tidak hanya jawaban yang pasti tetapi
motivasi.
Jika alasan penolakan dari sebuah
naskah adalah thema tidak populer maka sulit untuk diterima, tetapi jika alasan
penolakannya karena penulis kurang populer terkait dengan tema buku yg
ditulisnya, maka penerbit akan menyarankan penulis tersebut mencari partner
penulis lain yang namnya populer terkait dengan tema buku yg ditulis.
Cara melakukan analisa apakah
buku yang kita tulis itu laku di pasar
atau tidak adalah : Untuk buku populer analisanya bisa kita cocokan
salah satunya dengan data grafis di Google Trens.Namun untuk buku fiksi
sebaiknya lanjutkan saja sampai selesai, lalu lanjut dengan judul lain dan bila
perlu genre fksi yang lain.
Buku Fiksi akan mengalami pasang
surut dipasaran tergantung pemicu dari banyak aspek. Misal saat ini yang lagi
trend adalah Fiksi dengan genre Sastra Serius, sebelumnya yan laris adalah gaya
fiksi K-Pop, dan sebelumnya lagi adalah novel-novel idealis begit seterusnya
kan berputar. Jadi kalau sudah punya novel simpan saja dan keluarkan pada saat
yang tepat.Namun kalau kita punya jaringan yang luas bisa memakai endors agar
novel yang kita tulis dibaca banyak orang.
Bagi para pemula disarankan untuk
menulis buku-buku dengan tema yang sedang ngtrend. Tulislah teroboslah penerbit
mayor dengan setidaknya 5 judul buku yang best seller. Bila itu terjadi maka
sekarang kita yang dikejar kejar penerbit mayor agar mau menerbitkan naskah
melaui
Kiat untuk menentukan out line
dari suatu tema misal tentang budaya daerah.jika sudah ketemu themanya ,
outline bisa mengambil dari kombinasi beberapa buku yang telah terbit. Saran
carilah outline-outline buku bahasa asing yang dengan mudah didapat dari google
play book. Kita temukan banyak buku bertema marketing dalam bahasa asing dan
disana daftar isinya terbuka, gratis dapat kita adopsi sebagai outline buku
kita tentunya jangan sama persis, lebih baik jika dikombinai dari beberapa
outline buku.
Langkah praktis menjadi penulis, kuncinya banyak teman, suka
mengalah, rendah hati, selalu merasa kurang pengetahuan.
Berikut ini sebagai perenungan dan motivasi:
“Orang boleh pandai
setinggi langit, tapi selama ia tak menulis,
Ia akan hilang di
dalam masyarakat dan dari sejarah (Rumah Kaca, h. 352)”
-Pramoedya Ananta
Toer-
Bila kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama
besar,
Maka menulislah. (Al
Ghazali)
Karena kita bukanlah siapa-siapa,maka menulislah agar hidup kita berguna bagi sesama selamanya..
Resume ke : 12
Tanggal : 6 Agustus 2021
Gelombang : 19
Tema : Menjadi Penulis Buku Mayor
Narasumber : Joko Irawan Mumpuni
Moderator : Mr. Bams
Penulis : Islamiyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar