Minggu, 29 Agustus 2021

Dari Mana Ide Menulis Datang?

 



Resume ke            : 20

Tanggal                 : 25 Agustus 2021

Gelombang            : 12

Tema                      : Dari Mana Ide Menulis datang?

Narasumber            : Wijaya Kusumah, M. Pd.

Moderator               : Maesaroh

Penulis                     : Islamiyah

 

“Tidak perlu ragu untuk menulis apapun Yang kamu mau,

sebab setiap tulisan Memiliki penikmatnya sendiri-sendiri".

                Alhamdulillah pada malam ini saya sudah sampai pada pertemuan ke 20 mengikuti pelatihan menulis bersama Om Jay. Moderator handal  Ibu Maesaroh membuka pelatihan dengan mengucap salam.  Beliau meminta maaf karena seharusnya  narasumber yang mengisi materi Bapak  Imron Rosidi. Tetapi beliau berhalangan hadir karena mengalami kecelakaan  dari motor. Ternyata hal ini pernah juga dialami oleh Ibu Maesaroh yang ketika itu sudah beli tiket akan menjadi moderator sehari sesudahnya  tetapi mengalami  kecelakaan.

                Sebagai pengganti narasumber malam ini Bapak Wijaya Kusumah, M. Pd. Sang Founder  Pelatihan menulis dari gelombang 1 sampai 20. Om Jay seorang guru penggerak yang membawa kita pada peradaban menulis. Om Jay mengatakan bahwa Bapak Imam Rosidi adalah guru Beliau.  “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi” itulah filosofi Om Jay yang sangat menginspirasi para penulis pemula untuk tetap semangat menulis.

                Om Jay sebagai narasumber  membuka kelas dan memperkenalkan diri  dengan membagikan link biodata. Om Jay juga mengajak untuk mendoakan agar Bapak Imron Rosidi segera sembuh.  Nama Wijaya Kusumah, S. Pd, M. Pd., lahir di Jakarta, 28 Oktober 1972. Menyelesaikan pendidikan S1 di IKIP Jakarta pada jurusan Pendidikan Teknik Elektro (1990-1994). Menyelesaikan pendidikan S2 pada  Program Studi Teknologi Pendidikan (TP) Pascasarjana UNJ (2007-2009) dan mulai tahun 2014 melanjutkan pendidikan ke S3 Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana UNJ .

Om Jay sejak 1992 hingga saat ini sebagai pengajar  bidang studi TIK di SMP Labschool Jakarta.  Semasa kuliah beliau  aktif di berbagai organisasi. Banyak prestasi ilmiah yang diraihnya. Hobi Om Jay  menulis di blog membawa beliau  menjadi guru blogger Indonesia. Banyak buku yang sudah diterbitkan . Untuk lebih lengkapnya Om Jay membagikan link CV. Yok kita baca biodata Om Jay di https://wijayalabs.com/about.

                Malam ini beliau akan membawakan materi” Darimana Ide Menulis Datang? Ide menulis bisa datang dari mana saja. Bisa dari sebuah foto dan bisa juga datang dari sebuah video.Contoh. Omjay akan kirimkan sebuah foto dan minta peserta pelatihan untuk  membuat tulisan yang menarik dari sudut pandang yang berbeda. Om Jay memberi waktu 5 menit untuk menulis langsung di Wa grup. Di bawah ini foto beliau. Dengan melihat foto beliau ini para peserta pelatihan, menulis sesuai dengan genre masing-masing. 


Ternyata dari sebuah foto banyak melahirkan sebuah tulisan yang menarik. Bila kita mampu menulis dengan hati, maka foto itu akan bernyawa. Apalagi bila kita mengenal sosok foto dari orang yang kita kenal. Walaupun belum pernah berjumpa secara langsung.

Selain dari foto, ide menulis bisa datang dari sebuah video. Untuk itu Om Jay mengirimkan video  pendek, Dalam video tersebut Om Jay menyanyikan lagu belajar di waktu kecil lewat link yang dikirim ke wa group.  link: https://youtu.be/Ew8D-riqLsk.  Lewat video ini  peserta pelatihan juga diminta untuk menuliskan langsung di Wa grup. Dalam video itu Om Jay mengirimkan pesan bahwa belajar  ketika kecil akan membekas sampai dewasa tetapi belajar etika dewasa akan cepat menghilang atau tidak meninggalkan bekas.

Selain dari foto dan video, ide menulis bisa juga datang dari audio. Sekarang lebih dikenal dengan nama podcast. Kita menjadikan telinga sebagai media untuk menulis. Suara Omjay juga dikirim lewat audio di wa group.

                Om jay berbagi pengalaman sehingga menjadi penulis hebat. Awalnya  bertemu dengan guru hebat dan berprestasi. Namanya bapak Dedi Dwitagama. Beliau belajar bersama beliau melalui blognya di https://dedidwitagama.wordpress.com. Kemudian beliau berguru kepada para penulis hebat Indonesia. Salah satu penulis hebat yang beliau kagumi adalah Budiman Hakim dan Pepih Nugraha. Beliau meminta untuk searching di google karya mereka.

Beliai juga berguru kepada semua orang. Kita semua adalah guru. Kita harus belajar menjadi guru untuk diri sendiri dan berkumpul dengan orang-orang yang Sholeh dan sholehah. Alhamdulillah Om Jay sudah sehat. Terimakasih Om Jay atas ilmu yang banyak ini. Semoga Om Jay selalu sehat dan bisa tetap berbagi ilmu. Aamiin

Doa dan pesan Om Jay  Lancarkan urusan semua orang. Insya Allah kita akan dilancarkan.Permudah urusan orang lain maka kita akan dimudahkan. Di atas langit ada langit. Jangan pernah puas dengan apa yang sudah diraih. Kalau malas menulis biasanya beliau perbanyak membaca. ibarat teko air. Teko akan ada airnya kalau diisi. Begitu juga dengan seorang penulis.


Selasa, 24 Agustus 2021

Teknik Promosi Buku

 



Resume ke                  : 19

Tanggal                       : 23 Agustus 2021

Gelombang                  : 19

Tema                           : Tehnik Promosi Buku

Narasumber                 : Akbar Zainudin

Moderator                   : Bu Kanjeng

Penulis                         : Islamiyah


        “Menaklukkan ribuan orang belum tentu disebut pemenang. Tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang”.Om Jay Memberi motivasi agar kita pantang mundur untuk tetap semangat menulis.

            Malam ini Bu Kanjeng sebagai moderator menemani narasumber handal Bapak Akbar Zainudin yang memperkenalkan diri sebagai berikut:




        Sebelum mulai pemaparan materi, Pak Akbar mempersilakan untuk melihat video pe,belajaran tentang pemasaran buku pada youtube beliau selama sekitar 22 menit. https://youtu.be/IZhAixv86wA

Buku Man Jadda Wajada. Boleh dibilang, ini adalah buku solo yang pertama. Sebelumnya beliau menulis beberapa buku antologi. Alhamdulillah, buku ini baru cetakan ke-13, beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada,  menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang.

Buku tentang menulis adalah UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari. Ini buku panduan menulis dari A sampai Z yang beliau sarankan untuk memiliki buku ini, karena ada 150an alamat penerbit yang bisa dikirimi naskah, anggota IKAPI.

Selain itu, buku terbaru beliau adalah The Power of Man Jadda Wajada. Semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama. Materi yang disampaikan malam ini tentang strategi pemasaran buku adalah salah satu materi yang tercantum di dalam buku UKTUB: Panduan menulis buku dalam 180 hari.

        
















STRATEGI PEMASARAN BUKU

Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi).

Sebelum kita bahas empat strategi di atas, yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua.

 

STRATEGI PRODUK.

Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana pa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens.

 

STRATEGI HARGA.

Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa).

Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain)


STRATEGI DISTRIBUSI

Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal.

Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah:

1. Melalui MLM (Multilevel Marketing)

2. Melalui Penjualan Langsung

3. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).

 

STRATEGI PROMOSI

Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan.

Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis.

Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.

Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita. Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.

Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.

Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.

Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.

Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. Beliau sendiri membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA Grup. Sesekali seminar melalui Zoom.

Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.

Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. Pak Akbar juga sedang membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.

Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.  Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.

Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.

Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.

Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.

Penjelasannya luar biasa  dan memacu kita semakin bersemangat menjadi penulis yang produktif dan bisa memasarkan buku dengan sukses

Sebagai catatan penutup, Pak Akbar melakukan 7 strategi pemasaran buku di atas. Jadi, bukan hanya teori, tetapi semuanya sudah dilakukan. Lalu kalau ditanya mana yang paling mengena, setiap program kita mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda.

Update status di IG, FB, dan YouTube biasanya akan lebih banyak membuat orang tahu. Nah, transaksi terjadi di WA. Jadi, cara kita menjawab di WA juga sangat berpengaruh. Yang juga penjualannya banyak adalah saat kita mengadakan acara, baik online maupun offline. Sehabis seminar, biasanya orang tertarik dengan apa yang kita bicarakan, lalu membeli buku kita.

Jadi, sebelum seminar beliau selalu pikirkan program apa yang dibuat khusus buat seminar yang akan diselenggarakan. Seperti malam ini, ada program untuk DIKLAT MENULIS, ada juga program untuk MENTORING menulis buku. Kita lakukan semua yang bisa kita lakukan. Tidak perlu malu, tidak perlu berkecil hati, terus disabari, karena suatu saat pasti akan berhasil.

Tugas kita bekerja, biarlah hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Tugas kita adalah membuat program sebanyak-banyaknya, melakukan promosi sebanyak-banyaknya, hasilnya biarlah menjadi wewenang Gusti Allah.

Kalau sudah begitu, kita mengerjakan apa saja dengan enak hati. Kalau ada yang menolak membeli buku kita, kita tidak sakit hati. Sudah capek ngomong, tidak ada yang beli, biasa saja. Hidup ini terus berjalan, dan kita lakoni dengan penuh semangat positif.

Yang penting jangan pernah berhenti berusaha. Kalau sudah berhenti berusaha, sudah pasti akan gagal. Kerja keras memang tidak menjamin kesuksesan, namun orang-orang yang sukses adalah orang-orang bekerja keras. 



Sabtu, 21 Agustus 2021

Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

 


                  Mengikuti pelatihan pada malam ini ada rasa yang beda menyusup di relung hati. Bagaimana tidak, membaca temanya saja “Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis”. Rasanya sudah semakin dekat untuk bisa mewujudkan impian menerbitkan buku. Biasanya saya masih berpikir tentang  naskah tetapi kini sudah mulai berpikir bagaimana menyusunnya dengan sistematis.

                Ibu Kanjeng sebagai moderator handal malam ini membersamai kita untuk mengikuti pemaparan materi yang akan disampaikan oleh narasumber. Dengan hangatnya  bu Kanjeng  menyapa peserta gelombang 19 dan 20 secara bersamaan dan mengajak untuk berdoa.

                Narasumber malam ini Bapak Yulius Roma Patandean, S. Pd. Lahir di Salubarani, Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, 6 Juli 1984. Menyelesaikan pendidikan S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007) dan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja (2019-2021). Pernah mengajar di SMAN 9 Tana Toraja dan menjadi PNS di SMAN 5 Tana Toraja.

                Prestasi yang pernah diraihnya adalah Pemenang Ketiga Lomba Kreatifitas Guru Tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017. Meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu Gurulympics PGRI tahun 2020. Guru Berprestasi jenjang SMA Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2021. Beliau sudah banyak menulis buku. Lebih lengkapnya bisa dilihat pada link berikut https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html. dan Jika berkenan dipersilakan singgah di Channel Youtube beliau : https://www.youtube.com/c/RomaPatandean. Berikut ini contoh buku yang sudah beliau tulis.





Menurut narasumber sebelum menyusun naskah untuk diterbitkan, Yakinlah dengan kualitas naskah buku yang telah disiapkan . Bagaimana pun sederhananya naskah tulisan kita, ia akan memiliki tempat tersendiri di hati pembacanya. Hindari rasa minder, bahwa naskahnya tidak baik. Pegang prinsip, naskah buku yang ada sangat baik untuk diterbitkan.Dengan demikian, akan ada rasa percaya diri dan kepuasan dalam melakukan pengeditan dan penyusunan naskah buku yang sistematis.

Tutorial Cara Menyusun Buku Secara Sistematis  versi Yulius Roma Patandean yang dikirimkan melalui link Youtube.

1.       Cara membuat judul, bab dan sub bab judul tulisan pada buku secara otomatis. Link yotube https://youtu.be/jXPr59aWJSc



      Cara membuat daftar isi, kutipan, indeks dan daftar Pustaka otomatis. Link youtube https://youtu.be/eePQwyHAcjw





.3. Cara membuat indeks pada tulisan berbentuk buku. Link youtube  3

https://youtu.be/mS8bfNZT-rA



 

Setelah mengirimkan tutorial cara Menyusun buku secara otomatis narasumber berpesan. Agar terbiasa dengan penyusunan naskah sistematis  Coba Lakukan Biasakan dan Konsisten CLBK.

Memulai sesuatu tentunya tidak mudah. Sama halnya dalam mengumpulkan percikan-percikan naskah buku, demikian pula dalam mengedit dan menyatukan percikan naskah kita.Biarkan saja percikannya menyebar sana-sini di laptop, ketika dinikmati penyusunannya akan menghasilkan karya yang luar biasa.

Strategi menulis narasumber, Beliau tidak pakai sub judul.Menulis naskah sebanyak-banyaknya. Judul dan sub judul kemudian  dirancang belakangan. Strategi itu dipilih karena pikiran beliau seolah terbatasi jika beliau siapkan judul terlebih dahulu. Urutan BAB dan sub judul baru disesuaikan ketika melakukan proses pengeditan. Satu lagi, biasakan koleksi foto lewat kamera handphone. Karena itu adalah salah satu master informasi .

Kiat narasumber. Miliki sebuah motivasi harus menerbitkan naskah buku melalui tetesan keringat , biarkan emosi itu tercampur dalam buku perdana yang akan diterbitkan. Pada buku perdana akan ada rasa capek, galau, pusing, kecewa dan niat untuk menyerah. Pastikan naskah buku perdana terbit. Cukup di penerbit Indie.

Menulislah dengan niat yang mulia bahwa harus ada jejak literasi yang ditinggalkan sebelum sang pencipta memanggil. Tidak ada kecewa dalam menulis, namun sesungguhnya yang ada adalah kepuasan bathin. Jangan pernah berhenti menulis. Menulislah selagi mampu.


Resume ke                          : 18

Tanggal                                 : 20 Agustus 2021

Gelombang                        : 19

Tema                                     : Langkah Menyusun Buku Secara Sistematis

Narasumber                       : Yulius Roma Patandean, S.  Pd.

Moderator                          : Bu Kanjeng

Penulis                                 : Islamiyah

Jumat, 20 Agustus 2021

Menguak Dapur Penerbit Mayor

 


Resume ke                  : 11

Tanggal                       : 4 Agustus 2021

Tema                           : Menguak Dapur Penerbit Mayor

Gelombang                  : 19

Narasumber                 : Edi S. Mulyanta

Moderator                   : Sri Sugiastuti

Penulis                         : Islamiyah

 

            Menulis sebagai hobi. Menulis adalah suatu ketrampilan yang bisa dipelajari. Itulah makanya ada pelatihan belajar menulis bersama PGRI. Ini adalah gelombang ke 19 dan sudah sampai pertemuan ke 11.Menulis naskah tentu saja muaranya untuk dicetak menjadi sebuah buku. Oleh karena itu sangatlah erat hubungannya antara menulis dengan penerbit.Agar naskah tulisan bisa diterima di sebuah penerbit besar atau penerbit mayor maka sebagai penulis harus tahu seluk beluk tentang penerbit mayor.

Malam ini moderator  handal kita Ibu Sri Sugiastuti yang biasa disebut Ibu Kanjeng mebuka acara pelatihan dengan mengajak berdoa agar ilmu yang kit adapt bisa bermanfaat dan menginspirasi. Ibu Kanjeng memperkenalkan Narasumber  Bapak Edi S, Mulyanta dengan membagikan biodata melalui link https://omjaylabs.wordpress.com/2020/04/22/biodata-edi-s-mulyanta/ . Narasumber akan membawakan tema “Menguak Dapur Penerbit Mayor”.

Bapak Edi mengelola penerbitan sejak tahun 2001 berarti sekarang sudah genap 20 tahun beliau berkecimpung dalam  dunia produksi buku.  Sebelumnya beliau adalah penulis lepas. Menulis buku selain merupakan kebanggaan dan hobi tetapi juga dapat menghasilkan finansial. Untuk itu tidak usah khawatir kalau mau menjadi penulis. 

Selain penulis dan penerbit telah dilindungu undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no 3 Tahun 2017 yag diikuti oleh Peraturan Pemerintah 2 tahun kemudian yaitu PP No 75 tahun 2019. Dalam UU no3 dijelaskan dengan detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 yang lebih detail mengatur proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya. Untuk itu agar proses penerbitan buku menjadi lebih cepat, sebagai penulis sebaiknya mempelajari dengan seksama peraturan pemerintah no 75 terbut.

Kenapa lebih cepat, karena ada aturan-aturan yang detail bagaimana sisi penulis mengajukan naskah hingga sisi penerbit dalam mengelola naskah menjadi buku. Malam ini Bapak Edi akan membeberkan  bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah untuk dapat disebarluaskan di outlet-outlet yang menjadi sumber pendapatannya.

Pembagian penerbit mayor dan minor sebenarnya tidak ada dalam Undang-undang perbukuan no 3 tersebut. Jadi ini hanya pembagian yang secara alamiah terjadi, dimana penerbit mayor tentu mempunyai jumlah produksi yang lebih tinggi dibanding dengan penerbit minor.

Oleh Perpustakaan nasional, kemudian digolongkan kedalam penerbit yang berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya. Dikotomi penerbit mayor dan minor, kemudian terjadi juga di sisi pemasaran bukunya, dimana ada penerbit yang mampu menjangkau secara nasional dan ada yang regional saja.

Hal ini diperuncing lagi dengan pembagian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi di Indonesia atau Kemendikbud DIKTI, yang menjyaratkan terbitan buku harus berskala nasional penyebarannya. Penerbit yang sudah terlanjur beroplah besar tentu tidak ada masalah dengan hal ini, karena memang skala produksi dan skala mesin produksinya memang sudah terlanjur besar, sehingga untuk memenuhi pasar nasional tidak terlalu sulit.

Outlet toko buku, merupakan sarana pemasaran yang cukup efektif, namun di Era pandemi ini ternyata mengubah pola distribusi buku dengan cukup signifikan, dimana saluran outlet yang dahulunya menjadi jalur utama, saat ini justru menjadi korban dari keganasan virus Covid 19, karena ditutupnya jaringan-jaringan toko buku atau dibatasinya aktivitas pusat perbelanjaan.

Di sisi penerbit, sebagai dapur pengolahan naskah dari penulis, sebenarnya tidak ada masalah yang cukup berarti dari sisi penerimaan naskah baru. Di era pandemi ini, naskah masih saja mengalir dengan cukup baik. Mungkin karena banyak calon penulis yang melakukan WFH sehingga banyak waktu untuk melakukan penulisan naskah buku.

Tuntutan untuk tetap produktif kepada para pengajar baik guru maupun dosen, menjadikan laju naskah baru masih tetap terjaga dengan baik. Yang menjadi kendala adalah justru dipengolahan naskah, mulai dari editorial, setting perwajahan dan kover hingga produksi buku cetak.

Outlet toku buku fisik banyak terkendala kebijakan pemerintah, sehingga secara otomatis proses penerbitan buku menjadi melambat menyesuaikan dengan kondisi output penjualan buku yang melambat.

Dengan berlakunya PSBB di beberapa daerah, dengan otomatis Toko buku andalan penerbit yaitu Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop dan terhenti sama sekali. Dari omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup menjadikan beberapa penerbit ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara langsung ke produksi buku hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.

Sebelum hari raya 2021, perkembangan penjualan buku cukup baik, membuat banyak penerbit menaruh harapan yang cukup tinggi pada saat itu. Setelah hari raya, ternyata gelombang Covid mengembalikan penjualan buku ke titik terendah sejak 2020, sehingga kami sebagai penerbit akhirnya harus mencoba outlet-outlet baru.

Berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki penerbit mayor,  identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini. Penerbit sudah menantisipasi, beruntung  tema-tema yang upto date mengenai virus corona, telah disebar ke penulis-penulis sebelumnya, sehingga dengan cepat bisa mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat.

Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Penerbit  mempunyai database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat dapat mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, Dan dengan cepat dapat meramu materi, kemudian  launch, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik. Kesimpulannya adalah kesiapan penulis dalam updating materi tulisannya adalah menjadi mutlak diperlukan untuk dapat ditawarkan hasil tulisannya tersebut ke penerbit.

Saat ini produksi buku fisik tidak dilakukan pencetakan secara massal, akan tetai menyesuaikan dengan kondisi pasar yang fluktuatif. Hal ini tentunya memberikan kesempatan yang lebih lebar kepada bapak-ibu calon penulis untuk mencoba meamasukan era baru ini, dimana produksi buku akan mengikuti keinginan pasar secara lebih spesifik.

Produksi saat ini  dicoba untuk dapat memenuhi permintaan cetak dari 10 eksemplar hingga 300 eksemplar. Range produksi ini disesuaikan dengan keadaan daya serap pasar yang cenderung mengikuti komunitas dari penulis bukunya sendiri. Penjualan online cukup membantu untuk tetap menjaga cash flow dan yang paling penting mencoba untuk memproduksi buku dalam bentuk digital atau e-book supaya kesemptan untuk terbit menjadi lebih luas.

Untuk penerbitan buku digital, penerbit bekerjasama dengan Google Books. Kita bisa  mencoba lihat-lihat di buku digital.my.id di situ open 20% materi bisa dibaca secara free. Apabila buku digital sudah dibeli, tidak bisa di_sharing_ ke orang lain. File buku tersimpan di Server Google, yang  terbukti cukup aman dari proses pengambilan dari orang yang tidak membeli bukunya.

 

ini contoh salah satu karya dari Belajar menulis.

Salah satu trik untuk mempercepat terbit adalah mengikuti arahan dari PP 75, yaitu melakukan editing mandiri dari sisi penulis, sehingga akan sangat membantu dalam proses editorial di sisi penerbit.


Sedangkan editorial di sisi penerbit adalah







Buku  pak Edi yang masih eksis sampai saat ini



Contoh buku narasumber yang menyebutkan definisi sehingga masih tetap banyak dicari oleh penulis sebagai rujukan.

            Setelah selesai  pemaparan materi narasumber memberikan reword untuk salah seorang penanya pada sesi tanya jawab. Dan menutup pertemuan dengan closing statemen “Penerbit buku, adalah hanya perantara saja. Semua tergantung penulis, sehingga posisi penulis sangat vital sekali dalam menghasilkan sebuah buku. Sehingga sebagai penulis pemulapun, kepercayaan diri harus mulai diasah, dengan menghasilka  karya terbaik”.

Kamis, 19 Agustus 2021

Pemasaran Buku

 



Malam ini menginjak pertemua ke 10 pelatihan menulis bersama PGRI. Seperti biasa Om Jay selalu mengingatkan kita sebelum mulai pelatihan dan sekaligus memperkenalkan  Narasumber serta moderator.

 Pelatihan dibuka oleh moderator handal yaitu Ibu Aam Nurhasanah  yang mengatakan bahwa pada  seminggu ini narasumber yang akan menemani dalam pelatihan adalah 3 narasumber penting penerbit mayor (besar), PT Andi Offset Yogyakarta.

Pada malam ini narasumber yang menemani dalam pelatihan adalah Bapak Agus Subardana. Beliau bekerja di Penerbit Andi Yogyakarta selama 17 tahun.  Sejak tahun 1999 sampai sekarang menggeluti di bidang pemasaran. Lulus S1 dan S2 jurusan manajemen  pemasaran dan sering menjadi moderator  berbagai event webinar.

Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku.

Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Saat pandemi penerbitan buku di Indinesia mengalami penurunan 1328 penerbit yang terdaftar di IKAPI banyak yang tumbang karena banyak yang tidak bisa bertahan. Maka dalam ragka utk mempertahankan indurstri penerbitan buku  agar tercapai penjualan yang maksimal  harus ada trik jitu. Karena pemasaran buku juga ujung tombak dalam ikut  mencerdaskan kehidupan bansa Indonesia.

Dampak Penjualan Buku selama COVID 19:


Selama  masa pandemic mulai  bulan januari 2020 penjualan masih bagus di Toko Gramedia. Tapi 2021 trendnya turun dengan pemberlakunya  PPkm.  Karena toko-toko diharuskan  tutup.



Dengan adanya penurunan omset penjualan buku pada masa pandemi maka penerbit buku merobah  strategi pemasaan. Strategi yang dilakukan harus masuk ke digital. Masuk ke psrubahan pasar yaitu  masuk ke mindset secara digital yaitu masuk ke online.



Pilihan strategi pemasaran penjualan buku sangat dipengaruhi oleh banyak aspek dan unik .  Hal ini dapat dilihat dari jenis – jenis buku yang di terbitkan. Jenis – jenis buku yang di terbitkan tersebut dikelompokan menjadi katagori buku. Salah satu contoh Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak katagori produk yaitu ada 32 katagori produk buku ( Katagori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks , dll ).

Dari jenis – jenis kategori buku tersebut dilakukan pemetaan berdasarkan segmentasi jenis kategori buku yang diterbitkan . Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis .  Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :

1.            Faktor Mikro , yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2.            Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

 Saat ini dalam menjalankan bisnis Penerbitan Buku masuk dalam faktor keduanya yaitu Faktor Mikro dan Makro. Hal ini dikarenakan Penerbit ANDI Offset sudah termasuk Industri Penerbitan buku, dengan usianya sudah mencapai 40 tahun dan telah menerbitkan buku lebih dari 10.000 judul buku yang telah di kelompokkan menjadi 32 katagori.

Strategi Pemasaran buku telah dipetakan menjadi dua strategi pemasaran yaitu Strategi Pemasaran Buku serangan Udara  dan trategi pemasaran buku serangan Darat, dengan berlandaskan pada faktor mikro dan faktor makro tersebut di atas. Dua strategi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :



Strategi pemasaran  buku melalui serangan Udara  dengan membuat webside dijadikan markas besar, reseller wa dan lain-lain. Strategi pemasaran dengan sistem serangan darat atau Of Line. Contohnya  Penerbit Andi telah mempunya 87 cabang di kota dari Aceh sampai dengan Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi serangan darat melaui toko modern dengan system titip jual, promo pasang produk, diskon dan lain-lain. Memalui toko semi modern dan  semi tradisional yaitu dengan system tunai datang langsung ke TK, SD, SMP, SMA, SMK dan perguruan tinggi dengan dibentuk team door to door.

 

Resume ke          : 10

Tanggal                 : 2 Agustus 2021

Gelombang        : 19

Tema                     : Pemasaran Buku

Narasumber       : Agus Subardana

Moderator          : Aam Nurhasanah

Penulis                 : Islamiyah


Rabu, 18 Agustus 2021

Konsep Buku Non Fiksi

 



Resume ke          : 17

Tanggal                 : 18 Agustus 2021

Gelombang        : 19

Tema                     : Konsep Buku Non Fiksi

Narasumber       : Musiin, M. Pd.

Moderator          : Mr. Bams

Penulis                 : Islamiyah

    Syukur Alhamdulillah malam ini sudah sampai pertemuan ke 17. Awalnya saya ragu dengan  diri saya sendiri untuk sampai ke beberapa pertemuan karena untuk menulis resumepun saya masih tertatih-tatih. Namun setiap kali masuk pelatihan selalu ada motovasi yang mendobrak keinginan saya untuk tetap menulis mengalahkan kesibukan yang  tidak seharusnya saya jadikan sebagai sebuah alasan.

    Mr. Bams sebagai moderator  malam ini dengan hangatnya menyapa  dan mengajak kita untuk mendoakan Om Jay agar diberi kesembuhan dari penyakitnya. Seperti biasa Mr. Bams mengingatkan kita untuk meminta izin kepada seisi rumah untuk mengikuti materi.”beri senyuman yang terbaik untuk seisi rumah” begitu kata Mr. Bams.

    Narasumber malam ini Ibu Musiin, M. Pd. Yang biasa dipnggil Ibu IIn alumni belajar menulis gelombang 8. Selain mempunyai hobi membaca dan menulis, guru Bahasa inggris SMPN 1  tarokan Kediri ini juga memiliki hobi travelling dan memasak.  Selain bergelut di bidang pendidikan, beliau juga  founder organisasi swadaya masyarakat  YAPSI  yang berdiri sejak tahun 1991.

    Diawali dengan rasa ketakutan  sebelum menulis buku. Takut tidak ada yang membaca.Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan dan merasa karya orang lain lebih bagus. Ketakutan itu dapat merendahkan potensi untuk menulis. Ketakutan itu yang sering kali membuat bealiau hanya duduk berjam-jam di depan laptop, namun tidak menulis apapun.

    Akhirnya beliau bertemu banyak penulis di pelatiha  Om Jay,  salah satunya adalah Prof Eko. Semenjak itu menulis menjadi pekerjaan yang menyenangkan. Menurut Ibu IIn,  Prof. Eko  ibaratnya sebagai seorang Master  Chef  yang memberi kita banyak pilihan bahan masakan yang bisa kita olah menjadi berbagai jenis hidangan. Pilihannya ada pada diri masing-masing peserta.

    Bahan masakan yang disediakan Prof Eko, bisa kita peroleh di Prof EKOJI Channel.  Seperti yang disampaikan Prof Eko, Bapak Ibu bisa menulis sesuai dengan hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan.

    Beliau yang awalnya takut-takut untuk menulis itu akhirnya telah berhasil menaklukkan ketakutan diri sendiri dengan menulis buku bersama Prof. Eko.  Buku itu sudan terpajang di toko  buku Gramedia. Untuk berikutnya beliau masih banyak lagi menulis buku, termasuk menuis modul  pembelajaran dan menulis artikel popular di majalah online.  Inilah salah satu  buku beliau yang terpajang di rak toko buku Gramedia.



Dan Poynter, menulis sebuah buku yang sangat populer dan menjadi rujukan para penulis pemula, judulnya Is There A Book Inside You?


Setiap orang memiliki pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan di dalam dirinya. Banyak pengalaman yang sudah kita lalui. Tergantung kita  mau apa tidak untuk mewujudkannya menjadi tulisan dalam sebuah  buku. Jika tidak  maka kita tidak akan bisa meninggalkan jejak keabadian.

Menulis bukanlah keterampilan yang mudah. Berbagai penelitian bahasa menunjukkan di antara empat keterampilan berbahasa, menulis dianggap paling sulit. Menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Sebelum menulis buku, kita harus menemukan alasan kuat mengapa ingin menjadi penulis. Banyak alasan untuk kita ingin menjadi penulis. Berikut ini adalah alasan Ibu IIn untuk menjadi penulis.

1.            Mewariskan ilmu lewat buku.

2.            Ingin punya buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online maupun offline.

3.            Mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Kutipan terkenal dari Imam  Ghazali dan Pramoedya Ananta Toer menjadi penguat mengapa Narasumber Ibu IIn untuk menjadi penulis.





Ketika kita mempunyai keinginan yang kuat maka ternyata bisa mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.  Pikiran menjadi penulis mengantarkan beliau  mengikuti kelas-kelas menulis (salah satunya kelas Om Jay dan  tantangan menulis selama 1 minggu bersama Prof. Eko. Sayapun berharap seperti ibu IIn.

Inilah materi yang akan dibahas oleh narasumber “buku nonfiksi”.

 Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1.                  Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)

Contoh: Buku Pelajaran

2.                  Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses.

Contoh: Buku Panduan

3.                  Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)

Pola yang beliau  pakai dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.  

Proses penulisan buku terdiri dari 5  langkah, yakni

1.            Pratulis

2.            Menulis Draf

3.            Merevisi Draf

4.            Menyunting Naskah

5.            Menerbitkan

Langkah Pertama Pratulis

1.            Menentukan tema

2.            Menemukan ide

3.            Merencanakan jenis tulisan

4.            Mengumpulkan bahan tulisan

5.            Bertukar pikiran

6.            Menyusun daftar

7.            Meriset

8.            Membuat Mind Mapping

9.            Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya

1.            Pengalaman pribadi

2.            Pengalaman orang lain

3.            Berita di media massa

4.            Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5.            Imajinasi

6.            Mengamati lingkungan

7.            Perenungan

8.            Membaca buku

Tema buku beliau  adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi  yang beliau dapatkan berasal dari data dan fakta yang  diperoleh dari literasi di internet.

Referensi terdiri dari:

1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

2. Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;

3. Pengalaman yang diperoleh sejak bal i ta hingga saat ini ;

4. Penemuan yang telah didapatkan.

5. Pemikiran yang telah direnungkan

Tahap berikutnya membuat kerangka. Kerangka ini beliau  ajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A.            Pembagian Generasi Pengguna Internet

B.            Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A.            Media Sosial

B.            UU ITE

C.            Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A.            Pengertian

B.            Elemen

C.            Pengembangan

D.            Kerangka Literasi Digital

E.            Level Kompetensi Literasi Digital

F.            Manfaat

G.           Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H.            Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A.            Keluarga

B.            Sekolah

C.            Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A.            Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B.            Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C.            Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat,  mengikuti nasehat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau (https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be)

Dengan mengikuti langkah beliau, tulisan kita menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Berikut ini adalah anatomi sebuah buku non-fiksi.

Anotomi Buku

1.            Halaman Judul

2.            Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.            Halaman Daftar Isi

4.            Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.            Halaman Prakata

6.            Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.            Bagian /Bab

8.            Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.            Halaman Glosarium

10.          Halaman Daftar Pustaka

11.          Halaman Indeks

12.          Halaman Tentang Penulis

Anatomi buku ini harus ada Jika nanti  mengikuti ujian sertifikasi penulis, akan ditanya seputar anatomi buku. Seandainya  memakai jalur portofolio, buku  ditulis pasti akan dilihat anatomi bukunya.

Langkah kedua Menulis Draf

1.            Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2.            Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Langkah ketiga Merevisi Draf

1.            Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

2.            Memeriksa gambaran besar dari naskah.

 Langkah keempat . Menyunting naskah (KBBI dan PUEBI)

1.            Ejaan

2.            Tata bahasa

3.            Diksi

4.            Data dan fakta

5.            Legalitas dan norma

KBBI online sangat membantu penulis dalam menyunting naskah.

Langkah kelima atau terakhir adalah MENERBITKAN.

Hambatan-hambatan dalam menulis

1.            Hambatan waktu

2.            Hambatan kreativitas

3.            Hambatan teknis

4.            Hambatan tujuan

5.            Hambatan psikologis

Bagaimana cara mengatasinya?

1.            Banyak membaca

2.            Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.

3.            Disiplin menulis setiap hari.

4.            Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (bagi ibu-ibu yang hobi memasak)

                Itulah materi yang telah dipaparkan oleh narasumber Ibu IIn. Materi ini sangat menginspirasi bagi yang tidak terbiasa menulis fiksi. Langkah, cara bahkan isi buku non fiksi yang beliau tulispun lengkap ada pada pemaparan ini. Inti dari materi malam ini, tiga pola penulisan non fiksi yaitu pola hierarkis, pola procedural  dan pola klister. Serta ada 5 langkah proses penulisan buku yaitu: pratulis, menulis draf, merevisi draf, menyunting naskah, menerbitkan. Semoga saya bisa mengikuti jejak beliau dan para penulis handal yang lain.